Tak Ada Satu pun Kebijakan yang Bisa Tahan Perkasanya Dolar

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 July 2018 16:10
Keputusan BI menaikkan bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) faktanya tak cukup mampu menahan pelemahan rupiah.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) faktanya tak cukup mampu menahan pelemahan rupiah.

Meskipun sempat stabil, rupiah kembali terombang-ambing ketidakpastian sentimen eksternal. Bahkan pada hari ini, Selasa (3/7/2018), US$ 1 sempat dihargai Rp 14.450/US$.

Ketika obat berupa bunga acuan BI tak lagi mampu, lantas kebijakan apa saja yang bisa dilakukan untuk menahan pelemahan rupiah lebih lanjut?

Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual menilai, tidak ada satupun kebijakan jangka pendek yang bisa dilakukan - selain dari kebijakan moneter - yang mampu menahan depresiasi rupiah lebih dalam.

"Saya rasa sulit sekali, karena faktor eksternal ini di luar kendali kita. Dalam jangka panjang ada, tapi kalau dalam jangka pendek saya rasa sulit," kata David kepada CNBC Indonesia.

Menurut David, sinergi antara pemerintah dan BI dalam menekan defisit transaksi berjalan dalam jangka panjang bisa dioptimalkan. Namun, kebijakan tersebut tidak bisa dilakukan dalam jangka pendek.

Kepala Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja pun memiliki pandangan serupa. Menurut dia, investasi langsung juga bisa menambah supply dolar AS di dalam negeri. Namun, hal tersebut tidak bisa dilakukan hanya dalam waktu sebentar.

Dia memandang, perlu ada terobosan-terobosan baru yang dikeluarkan pemerintah untuk mengundang devisa masuk ke pasar keuangan Indonesia. Contohnya, seperti di sektor pariwisata.


"Kita harus lebih pintar, misalnya memberikan bebas visa atau visa lebih lama atau bekerjasama dengan Airlines, atau hotel untuk menarik wisatawan asing. Dengan rupiah terdepresiasi, harusnya orang lebih tertarik datang ke Indonesia," katanya.

Adapun pergerakan rupiah ke depan, diperkirakan akan tetap bergantung pada negosisasi antara pemerintah AS. Selama kedua negara tersebut melakukan retaliasi, maka rupiah pun akan terus terombang-ambing ketidakpastian global.

"Kita ini masih menunggu isu perang dagang. Maka dari itu, perlu adanya koordinasi antara pemerintah, BI dan kementerian lain karena kondisinya sekarang sudah semakin mengkhawatirkan," ungkapnya.

(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular