BI 'Hawkish' Naikkan Bunga, Target Ekonomi 2019 Konservatif

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
02 July 2018 14:30
Asumsi dasar pertumbuhan ekonomi tahun depan akan jauh lebih konservatif. Kenapa?
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Asumsi dasar pertumbuhan ekonomi tahun depan akan jauh lebih konservatif pasca Bank Indonesia menaikkan bunga acuannya sebesar 50 basis poin pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) akhir bulan lalu.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara tak memungkiri, kenaikan bunga acuan memang akan berdampak terhadap akselerasi perekonomian. Maka dari itu, pemerintah akan jauh lebih konservatif.

"Tahun depan transmisinya sudah ada ke ekonomi. Jadi lebih baik konservatif," kata Suahasil, Senin (2/7/2018).

Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2019 yang disampaikan pemerintah kepada parlemen, bendahara negara mematok pertumbuhan ekonomi 2019 di kisaran 5,4% - 5,8%.

Namun, dalam pembahasan bersama Komisi XI, pemerintah bersama DPR sepakat mematok angka yang diklaim lebih realistis yaitu di kisaran 5,2% - 5,6% di tengah perkiraan dampak ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia tahun depan.

Dalam rapat Panitia Kerja bersama Badan Anggaran DPR hari ini, Panitia Kerja pun sepakat untuk membawa angka tersebut untuk dijadikan landasan pemerintah sebelum menyampaikan Nota Keuangan pada pertengahan tahun ini.

"Kami sadar, bahwa global volalititasnya masih tinggi, Fed Fund Rate masih akan naik lagi. [...] Jadi angka 5,2% - 5,6% itu dalam rangka membuat target pertumbuhan ekonomi kita tahun depan lebih realistis," katanya.

Kenaikan bunga acuan, memang harus diakui akan cukup berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi nasional, yang sejatinya masih membutuhkan stimulus. Apalagi pada kuartal I-2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,07%.

Ketika suku bunga acuan naik, maka biaya dana perbankan akan naik dan pada akhirnya menaikkan bunga kredit. Saat itu terjadi, pelaku usaha akan mengerem ekspansi, menekan konsumsi masyarakat, dan akhirnya berdampak bagi askelerasi perekonomian.

Meski demikian, Suahasil meyakini dampak kenaikan bunga acuan tidak akan terlalu terasa bagi perekonomian pada tahun ini. Sebab, tidak ada tanda-tanda perbankan nasional bakal secara agresif menaikkan bunga kredit.

Apalagi, pemerintah pun memastikan pelaksanaan kas keuangan negara pada tahun ini akan terus dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. APBN, ditegaskan Suahasil, diharapkan juga mampu menstimulus perekonomian.

"Kalau lihat kemarin BI menaikkan, kemudian komentar dari beberapa bank, kayaknya belum akan serta menaikkan bunga. [...] APBN akan terus dilaksanakan, dan akan mendorong confidence bahwa pemerintah uangnya cukup dan biaya bayar seluruh pengeluaran," tegasnya.



(dru) Next Article BI: PDB RI Bisa Tumbuh 6%, 5 Tahun ke Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular