
Meski Labil, Rupiah Jadi Mata Uang Terbaik Kedua di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 July 2018 09:12

Penolong rupiah sampai saat ini adalah sentimen domestik. Sepertinya investor masih menikmati euforia kenaikan suku bunga acuan. Akhir pekan lalu, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate sebesar 50 basis poin ke 5,25%.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, mengungkapkan bahwa kebijakan ini merupakan langkah lanjutan bank sentral untuk selalu preemtif, front loading, dan ahead the curve. Selain itu, kebijakan ini ini ditempuh untuk membuat pasar keuangan Indonesia punya daya saing, karena mampu memberikan keuntungan yang menarik bagi investor.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, mengungkapkan bahwa kebijakan ini merupakan langkah lanjutan bank sentral untuk selalu preemtif, front loading, dan ahead the curve. Selain itu, kebijakan ini ini ditempuh untuk membuat pasar keuangan Indonesia punya daya saing, karena mampu memberikan keuntungan yang menarik bagi investor.
"Menjaga daya saing pasar keuangan domestik terhadap perubahan kebijakan moneter sejumlah negara dan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, begitu kata-katanya. Jadi kenaikan ini akan menjaga imbal hasil terutama di fixed income," jelas Perry.
Fixed income adalah instrumen investasi yang memberikan imbal hasil tetap, misalnya obligasi. Dengan kenaikan suku bunga acuan, maka imbal hasil instrumen ini akan naik dan berinvestasi di Indonesia menjadi lebih menarik, termasuk bagi investor asing.
Kala arus modal di pasar keuangan ini masuk ke Indonesia, BI meyakini akan menjadi fondasi bagi penguatan rupiah. Saat ini, kebijakan prioritas BI dalam jangka pendek memang menjaga stabilitas ekonomi, utamanya stabilitas nilai tukar rupiah.
Ini sudah terbukti, di mana pada pukul 09:10 WIB investor asing membukuka beli bersih Rp 66,9 miliar. Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) juga masih turun yang menandakan kenaikan harga akibat ramainya minat pelaku pasar. Aliran modal ini berhasil menopang apresiasi rupiah di tengah kedigdayaan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Kala arus modal di pasar keuangan ini masuk ke Indonesia, BI meyakini akan menjadi fondasi bagi penguatan rupiah. Saat ini, kebijakan prioritas BI dalam jangka pendek memang menjaga stabilitas ekonomi, utamanya stabilitas nilai tukar rupiah.
Ini sudah terbukti, di mana pada pukul 09:10 WIB investor asing membukuka beli bersih Rp 66,9 miliar. Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) juga masih turun yang menandakan kenaikan harga akibat ramainya minat pelaku pasar. Aliran modal ini berhasil menopang apresiasi rupiah di tengah kedigdayaan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Most Popular