
Risiko Meningkat, Investor Tarik Dana Rp 424,12 T dari Saham
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
01 July 2018 10:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank of America Merrill Lynch (BAML) menyatakan ada aliran keluar dari pasar saham global pekan ini mencapai US$ 29,7 miliar atau sekitar Rp 424,12 triliun, khususnya dari aset berisiko. Hal itu terjadi seiring dengan peningkatan kebijakan proteksionisme Presiden Donald Trump.
Menurut ahli strategi BAML, mengutip dari EPFR, dari pasar saham Amerika Serikat (AS) adana yang keluar dari pasar ekuitas (saham) sekiar US$ 24,2 miliar di arus keluar mingguan terbesar ketiga yang pernah terjadi. Hal itu terjadi karena pasar menutup paruh pertama dengan peningkatan suku bunga dan kebijakan proteksionisme global.
Dana yang keluar dari pasar saham AS tersebut sangat berbeda dengan pekan sebelumnya, di mana Amerika Serikat menjadi satu-satunya pasar yang menerima aliran dana masuk pada saat pasar saham negara-negara berkembang.
Sementara itu, arus keluar dana dari pasar saham negara berkembang (emerging market/EM) juga mengalami peningkatan. Sepanjang Juni, sekitar US$ 18 miliar dana mengalir keluar dari pasar saham dan obligasi. Melanjutkan dana yang keluar pada Mei aliran keluar juga sebesar US$ 8 miliar.
Sementara itu, saham Eropa selama16 minggu berturut-turut harus menerima adanya arus keluar sebesar US$ 3,9 miliar, ketika di sisi lain Jepang mendapat arus masuk sebesar US$ 2,6 miliar.
Secara sektoral, saham sektor teknologi menjadi yang paling tangguh, meski ancaman untuk mengekang investasi Cina atas teknologi AS minggu ini sempat memukul saham. Teknologi menjadi sumber arus masuk terkuat, yakni U$ 0,8 miliar. Dari total arus masuk yang mencapai US$ 19 miliar, senilai U$ 9 miliar meninggalkan sektor lain.
Untuk pasar obkligasi, terjadi arus masuk yang kuat sebesar $ 2,9 miliar karena investor melarikan diri ke tempat yang aman. Sementara itu, dana dari obligasi dengan yield tinggi justru banyak yang keluar. Selama delapan minggu berturut-turut tercatat US$ 52 miliar keluar dari high yield bond.
(hps) Next Article Sejak Awal Tahun, Dana Asing Sudah Serbu RI Rp 120 T
Menurut ahli strategi BAML, mengutip dari EPFR, dari pasar saham Amerika Serikat (AS) adana yang keluar dari pasar ekuitas (saham) sekiar US$ 24,2 miliar di arus keluar mingguan terbesar ketiga yang pernah terjadi. Hal itu terjadi karena pasar menutup paruh pertama dengan peningkatan suku bunga dan kebijakan proteksionisme global.
Dana yang keluar dari pasar saham AS tersebut sangat berbeda dengan pekan sebelumnya, di mana Amerika Serikat menjadi satu-satunya pasar yang menerima aliran dana masuk pada saat pasar saham negara-negara berkembang.
Sementara itu, saham Eropa selama16 minggu berturut-turut harus menerima adanya arus keluar sebesar US$ 3,9 miliar, ketika di sisi lain Jepang mendapat arus masuk sebesar US$ 2,6 miliar.
Secara sektoral, saham sektor teknologi menjadi yang paling tangguh, meski ancaman untuk mengekang investasi Cina atas teknologi AS minggu ini sempat memukul saham. Teknologi menjadi sumber arus masuk terkuat, yakni U$ 0,8 miliar. Dari total arus masuk yang mencapai US$ 19 miliar, senilai U$ 9 miliar meninggalkan sektor lain.
Untuk pasar obkligasi, terjadi arus masuk yang kuat sebesar $ 2,9 miliar karena investor melarikan diri ke tempat yang aman. Sementara itu, dana dari obligasi dengan yield tinggi justru banyak yang keluar. Selama delapan minggu berturut-turut tercatat US$ 52 miliar keluar dari high yield bond.
(hps) Next Article Sejak Awal Tahun, Dana Asing Sudah Serbu RI Rp 120 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular