Data Ekonomi AS Mengecewakan, Harga Emas Naik 0,18%

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
29 June 2018 14:12
Harga emas COMEX kontrak pengiriman Agustus 2018 bergerak menguat 0,18% ke US$1.253,2/troy ounce, hingga pukul 13.35 WIB hari ini.
Foto: Dok ANTAM
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Agustus 2018 bergerak menguat 0,18% ke US$1.253,2/troy ounce, hingga pukul 13.35 WIB hari ini. Pergerakan harga sang logam mendapatkan energi positif dari melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) akibat data ekonomi Negeri Paman Sam yang mengecewakan.

Dengan pergerakan tersebut, harga emas mampu rebound setelah betah di zona merah selama 4 hari brerturut. Meski demikian, performa bulanan harga emas kemungkinan besar menjadi yang terburuk sejak November 2016. Hingga siang ini, harga emas anjlok sebesar 3,95% apabila dihitung sejak 31 Mei 2018.

Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia, melemah cukup signifikan sebesar 0,51% pada pukul 13:42 WIB siang ini. Seperti diketahui, aset berdenominasi dolar AS seperti emas akan sensitif terhadap pergerakan mata uang tersebut. Terdepresiasinya dolar AS akan membuat emas relatif lebih murah untuk pemegang mata uang asing selain dolar AS.

Dalam sepekan terakhir, Dollar Index memang sudah menguat 0,31% sementara selama sebulan ke belakang penguatannya mencapai 0,69%. Angka ini mungkin cukup menggiurkan, sehingga investor pun tergoda untuk merealisasikan keuntungan. Aksi jual pun melanda dolar AS. 

Tidak hanya itu, sebenarnya data-data terbaru di AS relatif kurang memuaskan. US Bureau of Economic Analysis merevisi pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I-2018 dari 2,2% menjadi 2%. Ini di luar ekspektasi pasar yang memperkirakan tidak ada revisi.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga, yang berkontribusi sekitar 70% dari aktivitas ekonomi AS, direvisi menurun ke 0,9% dari sebelumnya sebesar 1%. Alhasil, pertumbuhan pengeluaran konsumen AS kuartal I-2018 menjadi yang terlambat dalam hampir lima tahun terakhir. 

Berita buruk berikutnya adalah angka klaim tunjangan pengangguran yang pekan lalu naik 9.000 menjadi 227.000. Ini juga di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan 220.000. Dua kabar ini menandakan perekonomian AS masih belum pulih 100%, belum ada indikasi ekonomi bergerak terlalu cepat di luar kapasitasnya.

Ujungnya adalah bisa saja The Federal Reserve (The Fed) agak memperlambat tempo kenaikan suku bunga acuan. Saat The Fed menjadi kurang agresif dalam menaikkan suku bunga, maka itu menjadi sentimen negatif bagi dolar AS, sebaliknya menjadi angin segar bagi harga emas.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(RHG/RHG) Next Article Pekan yang Indah Bagi Harga Minyak dan Emas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular