
Rupiah Tergelincir Melawan Kurs 10 Mitra Dagang Utama
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
28 June 2018 19:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap 10 mata uang mitra dagang utama nasional pada perdagangan sore hari ini, didorong oleh faktor eksternal dan internal.
Pada Kamis (28/06/2018) pukul 18:50 WIB, kesepuluh mata uang negara-negara tersebut menguat, dengan apresiasi terbesar dibukukan oleh dolar Singapura, disusul yen Jepang dan dolar AS.
Berikut data perdagangan rupiah seperti yang dilansir Reuters:
Dari sisi eksternal, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve (The Fed) membuat dolar AS perkasa dan menekan mata uang global, tak terkecuali rupiah. Indeks Dolar yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata utama di dunia menguat 0,06% ke posisi 95,32 pada pukul 16:45 WIB.
(ags/ags) Next Article Penutupan Pasar: Rupiah Tertekan Cuma 5 Poin ke Rp 14.295/US$
Pada Kamis (28/06/2018) pukul 18:50 WIB, kesepuluh mata uang negara-negara tersebut menguat, dengan apresiasi terbesar dibukukan oleh dolar Singapura, disusul yen Jepang dan dolar AS.
Berikut data perdagangan rupiah seperti yang dilansir Reuters:
Mata Uang | Bid Terakhir | Change (%) |
Ringgit Malaysia | Rp 3.550,00 | -0,85 |
Dolar Singapura | Rp 10.523,81 | -1,56 |
Yuan China | Rp 2.170,17 | -1,21 |
Yen Jepang | Rp 130,49 | -1,52 |
Dolar Taiwan | Rp 470.45 | -1,38 |
Euro | Rp 16.631,65 | -0,71 |
Poundsterling | Rp 18.821,33 | -1,29 |
Baht Thailand | Rp 433,00 | -1,17 |
Rupee India | Rp 209,10 | -1,28 |
Dolar Amerika Serikat (AS) | Rp 14.385,00 | -1,50 |
The Fed kini bisa dibilang satu-satunya bank sentral di negara maju yang sudah terang-terangan bicara kenaikan bunga dan menormalisasi kebijakan moneter. Teranyar, Presiden The Fed Boston Eric Rosengren menyatakan bahwa bank sentral AS perlu melanjutkan kenaikan suku bunga acuan secara bertahap, dalam rangka menurunkan risiko ekonomi negara itu.
Di sisi lain, berkembangnya perang dagang antara AS dan China membuat Indonesia menjadi salah satu pasar potensial khususnya bagi China. Barang-barang elektronik khususnya laptop dari Negeri Tirai Bambu pun membanjiri Indonesia.
Seperti diketahui, dalam kurun waktu 5 bulan terakhir, impor laptop asal China mencapai US$425,9 juta (Rp 5,9 triliun). Pada Mei 2018, impor laptop dari China mencapai US$99,6 juta. Kondisi ini menekan rupiah karena memicu aliran devisa keluar.
Sementara dari sisi domestik, aksi jual bersih oleh investor asing di pasar saham menjadi salah satu penyebab rupiah tertekan. Hingga penutupan perdagangan, aksi jual bersih telah mencapai Rp 691,87 miliar.
Faktor lain yang ikut mendorong pelemahan rupiah adalah pembagian dividen perusahaan multinasional yang bercokol di Indonesia, karena memasuki akhir periode akhir kuartal II-2018.
Pada periode tersebut permintaan valas cukup tinggi untuk ditransfer ke negeri asal perusahaan masing-masing. Akibatnya ketersediaan dolar AS di pasar spot pun terkikis sehingga rupiah semakin tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Seperti diketahui, dalam kurun waktu 5 bulan terakhir, impor laptop asal China mencapai US$425,9 juta (Rp 5,9 triliun). Pada Mei 2018, impor laptop dari China mencapai US$99,6 juta. Kondisi ini menekan rupiah karena memicu aliran devisa keluar.
Sementara dari sisi domestik, aksi jual bersih oleh investor asing di pasar saham menjadi salah satu penyebab rupiah tertekan. Hingga penutupan perdagangan, aksi jual bersih telah mencapai Rp 691,87 miliar.
Faktor lain yang ikut mendorong pelemahan rupiah adalah pembagian dividen perusahaan multinasional yang bercokol di Indonesia, karena memasuki akhir periode akhir kuartal II-2018.
Pada periode tersebut permintaan valas cukup tinggi untuk ditransfer ke negeri asal perusahaan masing-masing. Akibatnya ketersediaan dolar AS di pasar spot pun terkikis sehingga rupiah semakin tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Penutupan Pasar: Rupiah Tertekan Cuma 5 Poin ke Rp 14.295/US$
Most Popular