
Danai Infrastruktur, BUMN Bentuk Private Investment Fund
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
28 June 2018 10:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menginisiasi pembentukan BUMN Fund (Private Investment Firm) yang nantinya berfungsi sebagai jembatan antara kebutuhan pendanaan proyek infrastruktur dengan para investor potensial baik dari BUMN maupun perusahaan swasta.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, pembentukan BUMN Fund ini merupakan wujud dari BUMN Hadir Untuk Negeri. Lebih lanjut, Rini menuturkan, Kementerian BUMN mendorong PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dan PT Danareksa (Persero) melalui anak usaha masing-masing membentuk perusahaan patungan yang akan mengelola BUMN Fund bersama beberapa calon pemegang saham seperti Asuransi Jasindo, ASABRI, Jasa Raharja, Taspen, Askrindo dan Jamkrindo. Perusahaan patungan ini bernama PT Bandha Investasi Indonesia.
"Kenapa disebut Bandha? Ia menjelaskan, karena di dalam bahasa Jawa, bandha disebut bondo, yang berarti harta," ujar Rini kepada media saat dijumpai dalam peluncuran BUMN Fund tersebut, di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (28/7/2018).
"Saya pahami bumn itu penting, kita memang harus tingkatkan kekayaan BUMN untuk kekayaan negara. Fungsi yang tidak boleh dilupakan adalah fungsi sebagai agen pembangunan. Indonesia negara yang besar, banyak yang masih di garis kemiskinan, dan BUMN punya tangan/tools untuk menyejahterakan rakyat," tambahnya.
Nantinya, melalui skema BUMN Fund ini, Rini meyakini percepatan pembangunan nasional bisa terlaksana sehingga geliat perekonomian akan semakin kuat. Sebab, skema ini diharapkan akan menjadi solusi bagi pendanaan infrastruktur yang lebih terorganisir, sekaligus mengoptimalkan pengelolaan dana milik BUMN baik dengan berinvestasi pada proyek maupun portfolio.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk periode 2014 - 2019, pemerintah akan meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 96,6% dengan membangun pembangkit sehingga kapasistas listrik nasional bisa mencapai 71.000 megawatt (MW) pada akhir 2019. Pada akhir tahun lalu, Pemerintah telah berhasil meningkatkan kapasitas listrik melampaui 54.000 MW. Pemerintah juga akan mengembangkan 5 pelabuhan utama, memperbesar 10 bandara serta membangun jalan tol sepanjang 1.800 kilometer (km).
"Tentunya untuk membiayai seluruh proyek infrastruktur ini tidak bisa hanya mengandalkan anggaran pemerintah dan BUMN semata, namun juga diperlukan partisipasi swasta serta investor lainnya," ujar Rini.
Nantinya, dana kelolaan dari perusahaan investasi tersebut diharapkan dapat mencapai Rp13 triliun dengan aset sebesar Rp 1,3 triliun di 2022 mendatang.
(roy) Next Article Bahana & Danareksa Bentuk Perusahaan Guna Danai Infrastruktur
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, pembentukan BUMN Fund ini merupakan wujud dari BUMN Hadir Untuk Negeri. Lebih lanjut, Rini menuturkan, Kementerian BUMN mendorong PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dan PT Danareksa (Persero) melalui anak usaha masing-masing membentuk perusahaan patungan yang akan mengelola BUMN Fund bersama beberapa calon pemegang saham seperti Asuransi Jasindo, ASABRI, Jasa Raharja, Taspen, Askrindo dan Jamkrindo. Perusahaan patungan ini bernama PT Bandha Investasi Indonesia.
"Saya pahami bumn itu penting, kita memang harus tingkatkan kekayaan BUMN untuk kekayaan negara. Fungsi yang tidak boleh dilupakan adalah fungsi sebagai agen pembangunan. Indonesia negara yang besar, banyak yang masih di garis kemiskinan, dan BUMN punya tangan/tools untuk menyejahterakan rakyat," tambahnya.
Nantinya, melalui skema BUMN Fund ini, Rini meyakini percepatan pembangunan nasional bisa terlaksana sehingga geliat perekonomian akan semakin kuat. Sebab, skema ini diharapkan akan menjadi solusi bagi pendanaan infrastruktur yang lebih terorganisir, sekaligus mengoptimalkan pengelolaan dana milik BUMN baik dengan berinvestasi pada proyek maupun portfolio.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk periode 2014 - 2019, pemerintah akan meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 96,6% dengan membangun pembangkit sehingga kapasistas listrik nasional bisa mencapai 71.000 megawatt (MW) pada akhir 2019. Pada akhir tahun lalu, Pemerintah telah berhasil meningkatkan kapasitas listrik melampaui 54.000 MW. Pemerintah juga akan mengembangkan 5 pelabuhan utama, memperbesar 10 bandara serta membangun jalan tol sepanjang 1.800 kilometer (km).
"Tentunya untuk membiayai seluruh proyek infrastruktur ini tidak bisa hanya mengandalkan anggaran pemerintah dan BUMN semata, namun juga diperlukan partisipasi swasta serta investor lainnya," ujar Rini.
Nantinya, dana kelolaan dari perusahaan investasi tersebut diharapkan dapat mencapai Rp13 triliun dengan aset sebesar Rp 1,3 triliun di 2022 mendatang.
(roy) Next Article Bahana & Danareksa Bentuk Perusahaan Guna Danai Infrastruktur
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular