BUVA Stock Split dan Rights Issue, Dananya untuk Akuisisi

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
25 June 2018 12:22
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), stock plit tersebut akan dilakukan pada Juli mendatang.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) berencana untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 2:1. Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), stock plit tersebut akan dilakukan pada Juli mendatang.

Setelah melakukan stock split, perseroan berencana melalukan penambahan modal dengan menerbitkan saham baru (rights issue) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dengan melepas 3,40 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 480/saham.

BUVA memperkirakan akan memperoleh dana segar sebesar Rp 800 miliar dari rights issue tersebut untuk memperbaiki struktur pembiayaan. Sekitar 32% atau Rp 250 miliar dari dana tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman dari perbankan.

Sedangkan sisanya sebesar 37% digunakan untuk pembiayaan dua transaksi akuisisi perseroan dan sisanya sebesar 31% untuk
anggaran belanja modal (capital expenditure/capex).

Nantinya, para pemegang saham lama akam terkena dilusi maksimal sebesaar 33,3% dari aksi tersebut.

Selain itu, perseroan juga akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) yang akan dilakukan perseroan maksimal 2 tahun paska rapat umum pemegang saham (RUPS) yang akan digelar perseroan.

BUVA belum menyebutkan target dana dari hasil penambahan modal tersebut, namun nantinta sekitar 55% pengunaan dana akan digunakan perseroan sebagai capex.

Sedangkan sisanya 20% digunakan sebagai modal kerja, 19% untuk pembayaran utang dan sisanya yaitu 6% untuk pembayaran uang muka dari rencana transaksi akuisisi.

Nantinya, PT Asia Leisure Network (ALN) yang merupakan pemegang saham pengendali perseroan akan mengambil seluruh saham hasil PMTHEMTD.

Sehubungam dengan aksi tersebut, perseroan akan mengakuisisi PT Bali Ocean Magic (BOM) dengan nilai transaksi akusisi mencapai Rp 337 miliar untuk 52,9% total saham yang dimiliki oleh BOM.

Dengan akuisisi tersebut, perseroan memperkirakan mendapat kontribusi pendapatan sebesar Rp 200 miliar yang dihitung sejak periode tahun 2019 mendatang.

Terkait dengan seluruh transaksi benturan yang dilakukan perseroan tersebut, BUVA masih melakukan pelaksanaan uji tuntas keuangan, pajak dan juga segi hukum yang diperkirakan rampung pada kuartal-IV 2018 mendatang.
(hps) Next Article Emiten Ramai-ramai Rights Issue, Apa Dampak Bagi Investor?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular