Dalam Sepekan IHSG Jatuh 2,9%, Rupiah 1,1%

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
23 June 2018 10:53
Dalam sepekan kemarin setelah libur lebaran IHSG jatuh hingga 2,9%.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sepekan kemarin setelah libur lebaran IHSG jatuh hingga 2,9%. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi hingga 1,1%.

"IHSG dalam sepekan jatuh 2,9% kemudian yield (imbal hasil) SBN pemerintah meningkat 24,2 bps serta rupiah terdepresiasi 1,1%," ungkap Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro, Sabtu (23/6/2018).

Pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (22/6/2018) IHSG ditutup di level 5.821,8 poin. IHSG telah kehilangan 2,7% secara bulanan dan 8,4% dari awal tahun 2018. Sementara imbal hasil 10 tahun SBN kemarin juga naik 4,7 bps ke level 7,54%. Secara bulanan yield bond pemerintah terebut naik 54,9 bps dan telah meningkat 122,2 bps dari awal tahun 2018.

"Sementara investor asing di bond pemerintah pada 21 Juni 2018 tercatat Rp 842,7 triliun atau menguasai 38,4% dari total SBN beredar," kata Andry.

Untuk nilai tukar rupiah semakin menjauh dari level Rp 14.100/US$. Pada Jumat, (22/6/2018), US$ 1 dihargai Rp 14.065/US$, atau menguat 0,23%.

Pergerakan rupiah pada Jumat memang cukup fluktuatif. Meski sempat menguat di awal pembukaan perdagangan, mata uang Garuda sempat tak berdaya di hadapan greenback.

Lantas, apa yang menjadi 'obat kuat' penguatan rupiah kemarin?

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), bank sentral telah melakukan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder sebanyak Rp 15 triliun secara year to date untuk menstabilisasi rupiah.

"Masuk di pasar sekunder sudah Rp 15 triliun. Kemarin saja, BI sudah membeli Rp 1,25 triliun di pasar sekunder," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah saat ditemui di Menara Sjafruddin Prawiranegara, kompleks BI, Jumat (22/6/2018).

(dru) Next Article Pergerakan IHSG dan Rupiah Jelang Akhir Pekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular