
Fitch: Perbankan RI Kuat Hadapi Gejolak Pelemahan Rupiah
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
22 June 2018 14:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Uji ketahanan atau stress test terhadap industri perbankan Indonesia yang dilakukan lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menunjukkan hasil positif.
Menggunakan skala internasional, pengujian yang dilakukan Fitch menunjukkan profitabilitas dan kapitalisasi perbankan memberikan bantalan yang memadai terhadap volatilitas pasar yang meningkat.
"Stress test kami menggabungkan peningkatan NPL [non-performing loan atau rasio kredit bermasalah], biaya kredit yang tinggi, dan situasi nilai tukar rupiah yang melemah," demikian penjelasan Fitch Ratings dalam keterangannya, Jumat (22/6/2018).
Dalam hasil tes Fitch disebutkan juga langkah bank mencegah kerugian masih di atas rata-rata ketika hadapi masalah. Pencadangan bank rata-rata mencapai 5,3% dari total kredit.
"Fitch memperkirakan profitabilitas bank-bank besar akan menguntungkan di 2018," tulis Fitch.
Fitch juga menulis eksposure mata uang asing juga moderat. Porsi pinjaman mata uang asing dalam sistem perbankan telah menurun dalam beberapa tahun menjadi 14,6% di akhir 2017 ketimbang 17,6% di akhir 2013.
Selain itu, Fitch juga memberikan informasi dari hasil stress test di mana sektor komoditas masih berisiko tinggi. Di antaranya komoditas yang dipengaruhi minyak, gas, pertambangan, manufaktur, agribisnis, dan perdagangan yang mencakup sebagian besar kebutuhan kredit dalam mata uang asing.
NPL dari sektor tersebut memang cukup tinggi namun terus membaik. NPL memuncak sekitar 8% untuk sektor penambangan dan penggalian, di mana pada akhir kuartal I-2018 telah menurun jadi 6,3% dan 5% untuk transportasi. Adapun untuk pergudangan 3,5% dan konstruksi 4,7%.
Fitch mencatat rasio NPL secara keseluruhan naik ke 3,2% selama 2017 dan telah berangsur membaik pada kuartal I-2018 menjadi 2,8%.
"Fitch percaya isu komoditas telah diketahui bank-bank dan kami berharap pembentukan NPL baru akan melambat seiring dengan meningkatnya ekonomi," tulis Fitch.
(dru/prm) Next Article GWM Naik, Bunga Bank Ikut Naik? Ini Jawabannya
Menggunakan skala internasional, pengujian yang dilakukan Fitch menunjukkan profitabilitas dan kapitalisasi perbankan memberikan bantalan yang memadai terhadap volatilitas pasar yang meningkat.
"Stress test kami menggabungkan peningkatan NPL [non-performing loan atau rasio kredit bermasalah], biaya kredit yang tinggi, dan situasi nilai tukar rupiah yang melemah," demikian penjelasan Fitch Ratings dalam keterangannya, Jumat (22/6/2018).
"Fitch memperkirakan profitabilitas bank-bank besar akan menguntungkan di 2018," tulis Fitch.
Fitch juga menulis eksposure mata uang asing juga moderat. Porsi pinjaman mata uang asing dalam sistem perbankan telah menurun dalam beberapa tahun menjadi 14,6% di akhir 2017 ketimbang 17,6% di akhir 2013.
Selain itu, Fitch juga memberikan informasi dari hasil stress test di mana sektor komoditas masih berisiko tinggi. Di antaranya komoditas yang dipengaruhi minyak, gas, pertambangan, manufaktur, agribisnis, dan perdagangan yang mencakup sebagian besar kebutuhan kredit dalam mata uang asing.
NPL dari sektor tersebut memang cukup tinggi namun terus membaik. NPL memuncak sekitar 8% untuk sektor penambangan dan penggalian, di mana pada akhir kuartal I-2018 telah menurun jadi 6,3% dan 5% untuk transportasi. Adapun untuk pergudangan 3,5% dan konstruksi 4,7%.
Fitch mencatat rasio NPL secara keseluruhan naik ke 3,2% selama 2017 dan telah berangsur membaik pada kuartal I-2018 menjadi 2,8%.
"Fitch percaya isu komoditas telah diketahui bank-bank dan kami berharap pembentukan NPL baru akan melambat seiring dengan meningkatnya ekonomi," tulis Fitch.
(dru/prm) Next Article GWM Naik, Bunga Bank Ikut Naik? Ini Jawabannya
Most Popular