
Belum Ada Katalis Positif, IHSG Masih Rawan Koreksi
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
22 June 2018 08:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pelaku pasar memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini masih melanjutkan trek koreksi. Sejumlah faktor internal dan eksternal masih memengaruhi pelemahan tersebut.
Berdasarkan riset dari Valbury Sekuritas Indonesia, faktor pelemahan internal masih datang dari sentimen kenaikan suku bunga dari The Fed yang kemungkinan akan diikuti oleh Bank Indonesia (BI) yang akan menaikkan kembali suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) akhir bulan ini. Kenaikan suku bunga acuan BI ini telah menjadi pemicu tekanan terhadap harga saham yang diperdagangan di BEI dan memberi potensi berlanjutnya koreksi IHSG.
Selain itu, pemerintah Indonesia dinilai juga mengkhawatirkan jika terjadi perang dagang AS dan Tiongkok akan mempengaruhi perekonomian dalam negeri, karena perang dagang tersebut akan berpengaruh terhadap perekonomian dunia. Ini akan menyebabkan terjadi gejolak di negara-negara emerging market akibat normalisasi kebijakan moneter di AS dan Eropa.
Untuk itu, pemerintah telah mengambil langkah untuk menjaga perekonomian Indonesia, agar perang dagang AS dan Tiongkok tidak memberikan efek terlalu mendalam terhadap perekonomian Indonesia.
Kendati demikian, berdasarkan riset dari Phillip Sekuritas Indonesia, Indeks saham di Asia pagi ini dibuka beragam (mixed) seiring meredanya aksi jual di tengah tidak adanya ancaman baru dari Presiden Trump untuk menaikkan bea masuk (tarif) impor. Selain itu, investor juga mencermati langkah bank sentral Tiongkok (PBoC) yang menetapkan nilai tukar (kurs) acuan harian untuk Yuan yang lebih tinggi.
Ini merupakan indikasi bahwa PBoC tidak bermaksud untuk memicu perang mata uang, ditambah lagi dengan beredarnya spekulasi bahwa PBoC akan memangkas Giro Wajib Minimum (GWM) sehingga akan menambah kemampuan perbankan untuk menyalurkan pinjaman.
Adapun, sentimen eksternal lain yang akan memengaruhi pergerakan IHSG hari ini juga datang dari pasar energi. Investor kini tengah menantikan hasil sidang OPEC. Arab Saudi sedang gencar berusaha membentuk argumen tentang perlunya menambah tingkat produksi sementara anggota OPEC yang lain, termasuk Iran, menentang langkah seperti itu karena dikhawatirkan harga minyak dunia justru akan anjlok.
Pada hari ini, Valburry Sekuritas Indonesia memprediksikan support level IHSG ada di 5.677, 5.764, dan 5.784, sementara resistance level ada di 5.892, 5.961, 5.999. Sedangkan Phillip Sekuritas Indonesia memprediksi support level ada di 5.775, dan resistance di 6.002.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Berdasarkan riset dari Valbury Sekuritas Indonesia, faktor pelemahan internal masih datang dari sentimen kenaikan suku bunga dari The Fed yang kemungkinan akan diikuti oleh Bank Indonesia (BI) yang akan menaikkan kembali suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) akhir bulan ini. Kenaikan suku bunga acuan BI ini telah menjadi pemicu tekanan terhadap harga saham yang diperdagangan di BEI dan memberi potensi berlanjutnya koreksi IHSG.
Selain itu, pemerintah Indonesia dinilai juga mengkhawatirkan jika terjadi perang dagang AS dan Tiongkok akan mempengaruhi perekonomian dalam negeri, karena perang dagang tersebut akan berpengaruh terhadap perekonomian dunia. Ini akan menyebabkan terjadi gejolak di negara-negara emerging market akibat normalisasi kebijakan moneter di AS dan Eropa.
Untuk itu, pemerintah telah mengambil langkah untuk menjaga perekonomian Indonesia, agar perang dagang AS dan Tiongkok tidak memberikan efek terlalu mendalam terhadap perekonomian Indonesia.
Ini merupakan indikasi bahwa PBoC tidak bermaksud untuk memicu perang mata uang, ditambah lagi dengan beredarnya spekulasi bahwa PBoC akan memangkas Giro Wajib Minimum (GWM) sehingga akan menambah kemampuan perbankan untuk menyalurkan pinjaman.
Adapun, sentimen eksternal lain yang akan memengaruhi pergerakan IHSG hari ini juga datang dari pasar energi. Investor kini tengah menantikan hasil sidang OPEC. Arab Saudi sedang gencar berusaha membentuk argumen tentang perlunya menambah tingkat produksi sementara anggota OPEC yang lain, termasuk Iran, menentang langkah seperti itu karena dikhawatirkan harga minyak dunia justru akan anjlok.
Pada hari ini, Valburry Sekuritas Indonesia memprediksikan support level IHSG ada di 5.677, 5.764, dan 5.784, sementara resistance level ada di 5.892, 5.961, 5.999. Sedangkan Phillip Sekuritas Indonesia memprediksi support level ada di 5.775, dan resistance di 6.002.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular