
Merger Rampung Semester II, Bank Ini Siap 'Naik Kelas'
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
21 June 2018 16:26

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) menargetkan proses merger dengan PT Bank Oke Indonesia akan dilakukan pada semester II-2018. Dengan rampungnya merger tersebut, perseroan menargetkan bisa naik ke BUKU II dengan modal sekitar Rp 1,5 triliun.
Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie menjelaskan, sampai saat ini, proses merger tersebut masih terus dilakukan. "Saat ini menunggu izin dari otoritas," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (21/6/2018).
Sementara itu, sampai 2017, ekuitas Bank Dinar mencapai Rp 458 miliar. Dengan adanya merger tersebut, ekuitas perseroan akan naik ke BUKU II."Perkiraan modal Rp 1,5 triliun," ungkap dia.
Sedikit informasi, proses merger antara Bank Dinar dan Bank Oke Indonesia diperlukan karena kedua bank tersebut merupakan milik Apro Financial Holding, perusahaan keuangan dari Korea Selatan. Sehingga harus mengikuti aturan kepemilikan tunggal dari otoritas melalui opsi penggabungan.
Sementara itu, pada 2017, Bank Dinar membukukan penurunan laba bersih sebesar 22,94% menjadi Rp 10,08 miliar dibandingkan laba bersih pada periode yang sama pada 2016 sebesar Rp 13,08 miliar.
Sedangkan pendapatan perusahaan mengalami sedikit kenaikan sebesar 1,85% menjadi Rp 198, 84 miliar dibandingkan 2016 sebesar Rp 195,24 miliar. Sementara itu, beban pendapatan bank yang berkode DNAR juga mengalami kenaikan 1,89% menjadi Rp 123,99 miliar dibandingkan pada 2016 sebesar Rp 121,68 miliar.
(dru) Next Article Dicaplok Jepang, Bank Danamon dan Bank Parahyangan Merger
Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie menjelaskan, sampai saat ini, proses merger tersebut masih terus dilakukan. "Saat ini menunggu izin dari otoritas," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (21/6/2018).
Sementara itu, sampai 2017, ekuitas Bank Dinar mencapai Rp 458 miliar. Dengan adanya merger tersebut, ekuitas perseroan akan naik ke BUKU II."Perkiraan modal Rp 1,5 triliun," ungkap dia.
Sebelumnya, Apro Financial mengakuisisi 99% saham Bank Andara yang kemudian berubah nama menjadi Bank Oke Indonesia. Selain itu, Apro juga mengakuisisi 77,3% kepemilikan saham di Bank Dinar.
Sementara itu, pada 2017, Bank Dinar membukukan penurunan laba bersih sebesar 22,94% menjadi Rp 10,08 miliar dibandingkan laba bersih pada periode yang sama pada 2016 sebesar Rp 13,08 miliar.
Sedangkan pendapatan perusahaan mengalami sedikit kenaikan sebesar 1,85% menjadi Rp 198, 84 miliar dibandingkan 2016 sebesar Rp 195,24 miliar. Sementara itu, beban pendapatan bank yang berkode DNAR juga mengalami kenaikan 1,89% menjadi Rp 123,99 miliar dibandingkan pada 2016 sebesar Rp 121,68 miliar.
(dru) Next Article Dicaplok Jepang, Bank Danamon dan Bank Parahyangan Merger
Most Popular