
Tak Bisa Jadi Rekanan Pertamina, BULL Incar Shell Dkk
Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 June 2018 16:25

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) tak mau berkomentar banyak terkait penetapan perusahaan dalam daftar hitam Pertamina. Namun perusahaan mengakui kontrak dari perusahaan migas milik negara ini sebagian berasal dari kontrak dengan Pertamina.
Direktur Utama Buana Lintas Lautan Wong Kevin mengatakan pihaknya tak bisa berkomentar banyak terkait keputusan yang diambil oleh Pertamina. Namun perusahaan akan berusaha menyelesaikan masalah dengan baik dan mengharapkan jalan keluar yang terbaik untuk kedua beah pihak.
"Tapi mesti diingat Pertamina mitra kami yang sangat penting dan dihargai, kontrak dari Pertamina mencakup 50% dari total pendapatan," kata Wong di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/6).
Buana Lintas Lautan mendapatkan sanksi dari Pertamina atas fraud yang dilakukan perusahaan karena tak memenuhi kewajiban kepabeanan atas tiga kapal miliknya yakni MT Bull Sulawesi, MT Flores dan MT Bull Papua.
Akibatnya perusahaan tak lagi diperbolehkan mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa selanjutnya dan seterusnya.
Meski demikian perusahaan memastikan 17 kapal yang dimiliki saat ini tidak akan menganggur mengingat tahun ini perusahaan membidik untuk bisa memperoleh kontrak dari perusahaan migas milik asing. Wong mengakui di tahun ini tengah menargetkan bisa memperoleh kontrak dari Shell, Trafigura dan Vitol.
Meski demikian, dia mengatakan pendapatan dari klien asing kurang lebih 10%. Dia menargetkan tahun ini pendapatan dari seluruh kontrak mencapai 80% namun dia tak menjelaskan lebih lanjut berapa besar target pendapatan tersebut.
Selain itu, tahun ini perusahaan juga mempersiapkan diri untuk menambah segmen baru yakni pengangkutan batu bara. Untuk itu perusahaan akan menambah sejumlah kapal untuk pengangkutannya. Tahun ini ditargetkan perusahaan bisa memperoleh kontrak dari klien dari perusahaan dalam negeri.
(hps/hps) Next Article Buana Lintas Lautan Rights Issue Target Dana Rp 351,85 M
Direktur Utama Buana Lintas Lautan Wong Kevin mengatakan pihaknya tak bisa berkomentar banyak terkait keputusan yang diambil oleh Pertamina. Namun perusahaan akan berusaha menyelesaikan masalah dengan baik dan mengharapkan jalan keluar yang terbaik untuk kedua beah pihak.
"Tapi mesti diingat Pertamina mitra kami yang sangat penting dan dihargai, kontrak dari Pertamina mencakup 50% dari total pendapatan," kata Wong di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/6).
Akibatnya perusahaan tak lagi diperbolehkan mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa selanjutnya dan seterusnya.
Meski demikian perusahaan memastikan 17 kapal yang dimiliki saat ini tidak akan menganggur mengingat tahun ini perusahaan membidik untuk bisa memperoleh kontrak dari perusahaan migas milik asing. Wong mengakui di tahun ini tengah menargetkan bisa memperoleh kontrak dari Shell, Trafigura dan Vitol.
Meski demikian, dia mengatakan pendapatan dari klien asing kurang lebih 10%. Dia menargetkan tahun ini pendapatan dari seluruh kontrak mencapai 80% namun dia tak menjelaskan lebih lanjut berapa besar target pendapatan tersebut.
Selain itu, tahun ini perusahaan juga mempersiapkan diri untuk menambah segmen baru yakni pengangkutan batu bara. Untuk itu perusahaan akan menambah sejumlah kapal untuk pengangkutannya. Tahun ini ditargetkan perusahaan bisa memperoleh kontrak dari klien dari perusahaan dalam negeri.
(hps/hps) Next Article Buana Lintas Lautan Rights Issue Target Dana Rp 351,85 M
Most Popular