
Lawan Mata Uang Eropa, Dolar AS Tak Berdaya
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 June 2018 12:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah mata uang mampu memanfaatkan terhentinya reli dolar Amerika Serikat (AS) hari ini. Termasuk mata uang Eropa, yakni euro dan poundsterling Inggris.
Pada Selasa (19/6/2018) pukul 11:54 WIB, euro menguat tipis 0,02% di hadapan greenback. Sementara poundsterling terapresiasi 0,1%.
Dalam beberapa hari terakhir, euro dan poundsterling sempat melemah cukup tajam di hadapan dolar AS. Penyebabnya adalah hasil rapat Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed yang menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin ke 1,75-2%. Ditambah lagi kemungkinan pengetatan moneter ekstra pun kian terbuka.
Kemudian, hasil rapat European Central Bank (ECB) juga kurang meyakinkan di mata pelaku pasar. Jalan ECB untuk menaikkan suku bunga diperkirakan masih cukup panjang. Pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga baru terjadi pada September 2019, mundur tiga bulan dari proyeksi semula.
Sementara dari Inggris, pelemahan sterling beberapa hari sebelumnya didorong oleh sikap investor yang wait and see jelang pertemuan Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) pada 21 Juni. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters menyebutkan BoE masih akan menahan suku bunga acuan di 0,5% pada pertemuan tersebut. BoE diperkirakan baru menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat Agustus.
Namun, kemungkinan BoE untuk menaikkan suku bunga lebih cepat masih ada. Pasalnya, kinerja ekonomi Negeri Ratu Elizabeth terus membaik setelah mengecewakan pada kuartal I-2018, yang hanya tumbuh 0,1%.
Pada Mei 2018, penjualan ritel di Inggris tumbuh 1,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Ketimbang tahun sebelumnya, penjualan ritel naik 3,9%. Konsumsi yang menggeliat bisa menjadi pertanda kinerja ekonomi yang lebih baik.
Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal II-2018 diperkirakan lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya. Perkembangan ini membuat investor memilih menunggu untuk masuk ke pasar Inggris.
Sikap ini membuat poundsterling sempat tertekan. Namun hari ini semua berbalik. Dolar AS yang melemah memberi momentum kepada mata uang lain untuk menguat, termasuk di seberang Lautan Atlantik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Dolar AS Tak Berdaya di Hadapan Euro, Begini Proyeksinya
Pada Selasa (19/6/2018) pukul 11:54 WIB, euro menguat tipis 0,02% di hadapan greenback. Sementara poundsterling terapresiasi 0,1%.
![]() |
Dalam beberapa hari terakhir, euro dan poundsterling sempat melemah cukup tajam di hadapan dolar AS. Penyebabnya adalah hasil rapat Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed yang menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin ke 1,75-2%. Ditambah lagi kemungkinan pengetatan moneter ekstra pun kian terbuka.
Kemudian, hasil rapat European Central Bank (ECB) juga kurang meyakinkan di mata pelaku pasar. Jalan ECB untuk menaikkan suku bunga diperkirakan masih cukup panjang. Pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga baru terjadi pada September 2019, mundur tiga bulan dari proyeksi semula.
Sementara dari Inggris, pelemahan sterling beberapa hari sebelumnya didorong oleh sikap investor yang wait and see jelang pertemuan Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) pada 21 Juni. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters menyebutkan BoE masih akan menahan suku bunga acuan di 0,5% pada pertemuan tersebut. BoE diperkirakan baru menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat Agustus.
Namun, kemungkinan BoE untuk menaikkan suku bunga lebih cepat masih ada. Pasalnya, kinerja ekonomi Negeri Ratu Elizabeth terus membaik setelah mengecewakan pada kuartal I-2018, yang hanya tumbuh 0,1%.
Pada Mei 2018, penjualan ritel di Inggris tumbuh 1,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Ketimbang tahun sebelumnya, penjualan ritel naik 3,9%. Konsumsi yang menggeliat bisa menjadi pertanda kinerja ekonomi yang lebih baik.
Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal II-2018 diperkirakan lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya. Perkembangan ini membuat investor memilih menunggu untuk masuk ke pasar Inggris.
Sikap ini membuat poundsterling sempat tertekan. Namun hari ini semua berbalik. Dolar AS yang melemah memberi momentum kepada mata uang lain untuk menguat, termasuk di seberang Lautan Atlantik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Dolar AS Tak Berdaya di Hadapan Euro, Begini Proyeksinya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular