
Perang Dagang AS-China Pukul Wall Street
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
19 June 2018 06:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham bursa Amerika Serikat (AS) berjatuhan pada penutupan perdagangan hari Senin (18/6/2018) karena kemungkinan terjadinya perang dagang antara AS dan China - dua perekonomian terbesar dunia - mengguncang Wall Street.
Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,41% ke 24.987,47 yang berarti pelemahan dalam lima hari berurut-turut. S&P 500 melemah 0,2% menjadi 2.773,63 sementara Nasdaq Composite ditutup stagnan di 7.747,03 terdorong oleh kenaikan saham-saham teknologi, terutama Amazon yang mencetak rekor harga tertingginya, CNBC International melaporkan.
Saham Boeing dan Caterpillar turun masing-masing sekitar 0,9%. Keduanya dipandang sebagai perusahaan yang paling terdampak perseteruan dagang global mengingat besarnya nilai bisnis mereka di luar negeri.
Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat pekan lalu mengumumkan negaranya akan menerapkan bea impor terhadap barang-barang China senilai US$50 miliar (Rp 696,5 triliun). Menurut Gedung Putih, langkah itu diambil menyusul terkuaknya pencurian kekayaan intelektual dan teknologi AS oleh China dan praktik dagang tidak adil lainnya.
Sikap itu memicu aksi balasan dari China yang mengumumkan pengenaan bea impor terhadap beberapa barang AS. Dewan Negara China untuk tarif dan kepabeanan menyatakan tarif sebesar 25% akan dikenakan awal Juli terhadap produk AS senilai US$34 miliar.
Harga obligasi negara AS naik dan yield turun menyusul sikap investor yang beralih ke aset-aset yang lebih aman. Yield obligasi bertenor 10 tahun bergerak stabil di 2,92% sementara surat utang bertenor dua tahun turun menjadi 2,54%.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,41% ke 24.987,47 yang berarti pelemahan dalam lima hari berurut-turut. S&P 500 melemah 0,2% menjadi 2.773,63 sementara Nasdaq Composite ditutup stagnan di 7.747,03 terdorong oleh kenaikan saham-saham teknologi, terutama Amazon yang mencetak rekor harga tertingginya, CNBC International melaporkan.
Saham Boeing dan Caterpillar turun masing-masing sekitar 0,9%. Keduanya dipandang sebagai perusahaan yang paling terdampak perseteruan dagang global mengingat besarnya nilai bisnis mereka di luar negeri.
Sikap itu memicu aksi balasan dari China yang mengumumkan pengenaan bea impor terhadap beberapa barang AS. Dewan Negara China untuk tarif dan kepabeanan menyatakan tarif sebesar 25% akan dikenakan awal Juli terhadap produk AS senilai US$34 miliar.
Harga obligasi negara AS naik dan yield turun menyusul sikap investor yang beralih ke aset-aset yang lebih aman. Yield obligasi bertenor 10 tahun bergerak stabil di 2,92% sementara surat utang bertenor dua tahun turun menjadi 2,54%.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular