Harga Minyak Anjlok Lebih dari 1%, Ini Sebabnya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 June 2018 10:22
Ada dua faktor yang menyebabkan harga si emas hitam masih terseok.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia masih bergerak turun pada perdagangan awal pekan ini. Ada dua faktor yang menyebabkan harga si emas hitam masih terseok. 

Pada Senin (18/6/2018) pukul 10:05 WIB, harga minyak jenis light sweet turun 1,89% ke US$ 65,06/barel. Sementara harga minyak brent turun 1,12% ke US$ 73,44/barel. 

Harga Minyak Anjlok Lebih dari 1%, Ini SebabnyaHarga minyak (Reuters)

Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan anjloknya harga minyak, yang terjadi sejak akhir pekan lalu. Pertama adalah perkembangan perang dagang. 

Saat ini investor dibuat cemas oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengenakan bea masuk sebesar 25% kepada 818 produk asal China. Kebijakan ini efektif berlaku mulai 6 Juli. 

Menanggapi hal tersebut, Beijing pun akan memberlakukan bea masuk 25% terhadap 659 produk asal Negeri Adidaya. Bea masuk ini juga berlaku mulai 6 Juli. 

Perkembangan ini membuat pelaku pasar tidak nyaman. Sebab, perang dagang tentu akan mengancam arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia.  

Potensi perlambatan arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global dipersepsikan membuat permintaan energi turun. Penurunan permintaan mengakibatkan harga pun terseret ke bawah. 

Faktor kedua adalah kemungkinan bertambahnya pasokan minyak dunia. Keputusan soal produksi ini akan dibahas dalam pertemuan Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) di Wina pekan depan. 

Sejak awal 2017, OPEC dan Rusia sepakat untuk mengurangi produksi demi mengatrol harga minyak yang sempat anjlok hingga ke level US$ 30/barel. Namun kini Rusia dan Arab Saudi (pemimpin OPEC secara de facto) sepertinya siap untuk keluar dari kesepakatan itu. 

"Pada prinsipnya, kami mendukung ini (penambahan produksi). Sudah jelas bahwa kesepakatan ini harus diselesaikan secara bertahap," ungkap Menteri Energi Rusia Alexander Novak setelah pertemuannya dengan Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih, seperti dikutip dari Reuters. 

"Kami akan lihat ke mana arah perkembangannya. Namun kami akan membuat kesepakatan yang bisa memuaskan semua pihak, khususnya pasar," tambah al-Falih. 

Saat produksi bertambah, sementara permintaan cenderung tetap bahkan turun jika perang dagang memanas, hasilnya adalah penurunan harga. Investor pun menantikan sentimen penggerak harga pasar selanjutnya, yaitu pertemuan OPEC di Wina.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Harga Minyak Turun (Lagi)

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular