
Dolar AS Makin Jatuh, Euro Berjaya Hingga ke Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 June 2018 17:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) masih mengalami tekanan, bahkan koreksinya semakin dalam. Greenback tidak mampu membendung keperkasaan euro, yang terbentang sampai Asia.
Pada Kamis (14/6/2018) pukul 17:11 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama) melemah 0,44%. Sepanjang hari ini, Dollar Index terjebak di zona merah.
Greenback gagal memanfaatkan momentum kenaikan suku bunga. Hari ini, Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1.75-2%. Bahkan ada kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga dengan lebih agresif.
Situasi ini semestinya kondusif bagi dolar AS. Namun sentimen kenaikan suku bunga oleh The Fed tertutup oleh persiapan pertemuan Bank Sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB).
Sudah santer beredar kabar bahwa ECB akan mulai mempertimbangkan untuk mengurangi dosis pembelian surat-surat berharga (quantitative easing). Ini dilakukan karena ekonomi Benua Biru sudah membaik, sehingga ECB perlu mengarahkan kebijakan moneter cenderung bias ketat untuk mengendalikan ekspektasi inflasi.
Perkembangan ini membuat euro menguat cukup tajam terhadap mata uang global. Di hadapan greenback, euro menguat 0,31% pada pukul 17: 18 WIB.
Tidak hanya terhadap dolar AS, euro pun menguat terhadap berbagai mata uang. Berikut perkembangan nilai tukar euro terhadap sejumlah mata uang, seperti dikutip dari Reuters:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article BI: Pelemahan Rupiah di Tengah Corona Relatif Rendah
Pada Kamis (14/6/2018) pukul 17:11 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama) melemah 0,44%. Sepanjang hari ini, Dollar Index terjebak di zona merah.
![]() |
Greenback gagal memanfaatkan momentum kenaikan suku bunga. Hari ini, Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1.75-2%. Bahkan ada kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga dengan lebih agresif.
Situasi ini semestinya kondusif bagi dolar AS. Namun sentimen kenaikan suku bunga oleh The Fed tertutup oleh persiapan pertemuan Bank Sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB).
Sudah santer beredar kabar bahwa ECB akan mulai mempertimbangkan untuk mengurangi dosis pembelian surat-surat berharga (quantitative easing). Ini dilakukan karena ekonomi Benua Biru sudah membaik, sehingga ECB perlu mengarahkan kebijakan moneter cenderung bias ketat untuk mengendalikan ekspektasi inflasi.
Perkembangan ini membuat euro menguat cukup tajam terhadap mata uang global. Di hadapan greenback, euro menguat 0,31% pada pukul 17: 18 WIB.
Tidak hanya terhadap dolar AS, euro pun menguat terhadap berbagai mata uang. Berikut perkembangan nilai tukar euro terhadap sejumlah mata uang, seperti dikutip dari Reuters:
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Dolar AS | 0,0037 | +0,31 |
Yuan China | 7,5578 | +0,37 |
Dolar Hong Kong | 0,0296 | +0,32 |
Dolar Taiwan | 35,3568 | +0,50 |
Dolar Singapura | 1,577 | +0,18 |
Ringgit Malaysia | 4,7117 | +0,12 |
Baht Thailand | 37,995 | +0,43 |
Peso Filipina | 62,853 | +0,08 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article BI: Pelemahan Rupiah di Tengah Corona Relatif Rendah
Most Popular