Data Ekonomi Positif, Indeks Nikkei Malah Terkoreksi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 June 2018 13:46
Indeks Nikkei ditutup terkoreksi 0,99% pada perdagangan hari ini ke level 22.738,61.
Foto: REUTERS/Toru Hanai
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Nikkei ditutup terkoreksi 0,99% pada perdagangan hari ini ke level 22.738,61. Positifnya data-data ekonomi yang dirilis hari ini tak mampu menyelamatkan nasib indeks saham acuan di Jepang tersebut.

Pembacaan akhir untuk data pertumbuhan produksi industri periode April diumumkan di level 0,5% MoM, lebih baik dari capaian periode sebelumnya di level 0,3% MoM. Sementara itu, utilisasi kapasitas produksi periode April tumbuh sebesar 1,8% MoM, jauh mengalahkan capaian bulan Maret yang sebesar 0,5% MoM.

Seharusnya, data-data yang positif ini mampu mengangkat kinerja bursa saham Jepang, mengingat Bank of Japan (BoJ) juga diproyeksikan masih akan menahan tingkat suku bunga acuannya di level -0,1% pada pertemuan besok.

Kemudian, Jepang juga dilaporkan tengah merencanakan pertemuan antara Perdana Menteri Shinzo Abe dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, seperti dilaporkan media lokal Yomiuri yang dikutip dari CNBC International. Salah satu kemungkinan yang sedang dikaji adalah kunjungan Abe ke Pyongyang pada Agustus mendatang.

Seperti yang diketahui, aksi uji coba senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara seringkali memakan Jepang sebagai korbannya. Misil-misil yang diluncurkan Korea Utara seringkali mencapai wilayah Jepang, menimbulkan kepanikan yang luar biasa di Negeri Sakura.

Jika pertemuan Abe dan Kim benar-benar terwujud, maka salah satu kekhawatiran yang sering melanda pasar keuangan Jepang bisa sirna.

Terdampak The Fed

Potensi kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali yang terungkap saat the Federal Reserve mengumumkan hasil pertemuannya pada dini hari tadi nampak menjadi pemberat bursa saham Jepang.

Hal ini terlihat dari dot plot (proyeksi tingkat suku bunga dari masing-masing anggota FOMC) yang semakin mengarah ke atas. Pada pertemuan bulan Maret, median dari dot plot masih mantap berada di level 2-2,25% pada akhir tahun, menandakan kenaikan suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun ini.

Namun, dot plot kini semakin bergeser ke atas. Kini, mediannya sudah berada di 2,25-2,5%, mengindikasikan kenaikan sebanyak 2 kali lagi pada tahun ini (4 kali secara keseluruhan).

Masalahnya, jika the Fed kelewat agresif menaikkan suku bunga acuan, bukan tak mungkin hal tersebut mungkin akan 'mematikan' ekonomi Negeri Paman Sam. Apalagi, risiko perang dagang masih mengintai pasca pertemuan negara-negara anggota G7 yang jauh dari kata mulus.

Lebih lanjut, persepsi mengenai agresifnya the Fed dalam menaikkan suku bunga acuan tak mampu mengangkat kinerja dolar AS. Sampai akhir perdagangan, yen justru menguat 0,28% terhadap dolar AS ke level ¥110,01. Bagi perekonomian seperti Jepang yang banyak mengandalkan ekspor, apresiasi nilai tukar tentu bukan kabar baik bagi mereka.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(roy) Next Article The Fed: Ekonomi AS Cerah, Kebijakan Tetap Sama

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular