Produksi AS Cetak Rekor Lagi, Harga Minyak Melandai

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
14 June 2018 10:03
Minyak Brent terkoreksi 0,12% ke US$76,65/barel, pada perdagangan hari Kamis (14/06/2108) hingga pukul 09.00 WIB pagi ini.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak jenis light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) menguat tipis 0,07% ke US$66,69/barel, sementara Brent terkoreksi 0,12% ke US$76,65/barel, pada perdagangan hari Kamis (14/06/2108) hingga pukul 09.00 WIB pagi ini.

Harga minyak cenderung melandai setelah pada perdagangan kemarin hari Rabu (13/06/2018) mampu menguat cukup signifikan. Brent yang menjadi acuan di Eropa tercatat naik hingga 1% lebih.
Produksi AS Cetak Rekor Lagi, Harga Minyak MelandaiFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung
Energi positif yang mewarnai pergerakan harga minyak kemarin datang dari laporan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang menyatakan bahwa permintaan minyak globak cukup solid, meski produksi mulai mengalami kenaikan.

Pada hari Selasa (12/6/2018), OPEC melaporkan rata-rata produksi minyaknya sebesar 31,87 juta barel per hari pada Bulan Mei 2018. Volume tersebut naik 35.000 bph dari Bulan April 2018. Produksi yang lebih tinggi tersebut berasal dari Arab Saudi yang menggenjot produksi 85.500 bph lebih banyak di bulan lalu. Di sisi lain, produksi dari Nigeria, Venezuela, dan Libya tercatat menurun.

Meski demikian, OPEC memproyeksikan permintaan minyak dunia masih stabil dengan tingkat pertumbuhan 1,65 juta bph, yang berarti volume permintaan masih berada di angka 98,85 juta bph pada tahun ini.

"Secara keseluruhan, fundamental suplai dan permintaan terlihat cukup baik secara global,"ujar Kyle Cooper, konsultan untuk ION Energy, seperti dikutip dari Wall Street Journal.

Meski demikian, pada perdagangan pagi ini harga minyak tertekan oleh produksi minyak mentah mingguan AS yang kembali mencetak rekor baru sepanjang sejarah, di angka 10,9 juta bph, pada pekan lalu, berdasarkan data dari US Energy Information Administration (EIA).

Sebagai catatan, produksi minyak mentah Negeri Paman Sam sudah melonjak hampir 30% dalam 2 tahun terakhir, dan saat ini sudah mendekati Rusia sang produsen no. 1 dunia yang memproduksi minyak 11,1 juta bph pada dua pekan pertama Bulan Juni ini.

Namun jatuhnya harga minyak juga masih dapat dikompensasi oleh konsumsi AS yang juga meningkat. Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Negeri Adidaya juga mencetak rekor di angka 9,88 juta bph pekan lalu. Alhasil, cadangan minyak AS pun tercatat turun sebesar 4,1 juta barel dalam sepekan yang berakhir tanggal 8 Juni 2018, menjadi 432,4 juta barel.

Pelaku pasar akan mewaspadai pertemuan Menteri Energi Rusia dan Arab Saudi yang lebih awal pada pembukaan Piala Dunia 2018 di Rusia. Seperti diketahui, Negeri Padang Pasir dan Negeri Beruang Merah dijadwalkan akan bertemu secara resmi pada pertemuan rutin OPEC di Vienna 22 Juni mendatang.

Dengan harga brent yang sudah naik sekitar 180 persen dari 2016, ditambah permintaan minyak global yang masih kuat, OPEC dan Rusia kemungkinan besar akan mengakhiri kesepakatan pemangkasan produksi minyak yang dijalankan sejak awal 2017 lalu.
(hps) Next Article Drama Harga Minyak, Bagaimana Nasib RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular