
Bangun PLTU 2.000 MW, Barito Pacific Kaji Dua Skema Pendanaan
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
08 June 2018 15:49

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) saat ini tengah mengkaji dua skema pendanaan untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 9 dan Jawa 10, di Suralaya, Banten, yang berkapasitas 2.000 MW.
"Sudah diputuskan pemenang tender perusahan EPC-nya (engineering, procurement, and construction), berarti sudah ada nilai proyeknya, sebesar US$ 3,1 miliar, ini 70% adalah loan (pinjaman), dan 30% ekuitas," ujar Direktur PT BRPT Andry Setiawan, kepada media saat dijumpai usai melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS), di Jakarta, Jumat (8/6).
Lebih lanjut, Andry menjelaskan, skema pendanaan pertama yakni merupakan skema kombinasi Export Credit Agency (ECA) dari pihak Jepang, Korea, dan Jerman, dan kredit komersial dari perbankan.
Skema kedua yakni full commercial loan, atau seluruhnya menggunakan kredit komersial yang berasal dari perbankan lokal dan regional. "Nanti kami kerja sama, beri kredit jangka pendek, tapi full commercial loan," tambah Andry.
Sebagai informasi, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melalui anak usaha hasil joint venture (perusahaan patungan) dengan PT Indonesia Power, PT Indo Raya Tenaga, akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan Jawa 10 di Suralaya, Banten yang saat ini sedang masuk tahap finalisasi.
Komposisi kepemilikan pada perusahaan joint venture tersebut 51% milik BRPT dan 49% milik Indonesia Power. Barito Pacific menargetkan akan menambah produksi listrik dalam negeri serta menerima hasil maksimal joint venture maksimal dalam lima tahun mendatang.
Adapun, untuk tahun ini, perusahaan telah menganggarkan belanja modal secara grup hampir mencapai US$ 600 juta, yang mayoritasnya akan digunakan untuk aksi-aksi ekspansi yang dilakukan oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang merupakan salah satu anak usaha perusahaan.
Di samping itu, selain membangun PLTU, perusahaan melalui anak usaha barunya, yakni Star Energy Group Holding Pte Ltd juga akan membangun pembangkit listrik tenaga geothermal di Halmahera, Maluku.
(roy) Next Article Uji Prospek Saham Baru Anggota LQ45 & IDX30
"Sudah diputuskan pemenang tender perusahan EPC-nya (engineering, procurement, and construction), berarti sudah ada nilai proyeknya, sebesar US$ 3,1 miliar, ini 70% adalah loan (pinjaman), dan 30% ekuitas," ujar Direktur PT BRPT Andry Setiawan, kepada media saat dijumpai usai melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS), di Jakarta, Jumat (8/6).
Sebagai informasi, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melalui anak usaha hasil joint venture (perusahaan patungan) dengan PT Indonesia Power, PT Indo Raya Tenaga, akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan Jawa 10 di Suralaya, Banten yang saat ini sedang masuk tahap finalisasi.
Komposisi kepemilikan pada perusahaan joint venture tersebut 51% milik BRPT dan 49% milik Indonesia Power. Barito Pacific menargetkan akan menambah produksi listrik dalam negeri serta menerima hasil maksimal joint venture maksimal dalam lima tahun mendatang.
Adapun, untuk tahun ini, perusahaan telah menganggarkan belanja modal secara grup hampir mencapai US$ 600 juta, yang mayoritasnya akan digunakan untuk aksi-aksi ekspansi yang dilakukan oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang merupakan salah satu anak usaha perusahaan.
Di samping itu, selain membangun PLTU, perusahaan melalui anak usaha barunya, yakni Star Energy Group Holding Pte Ltd juga akan membangun pembangkit listrik tenaga geothermal di Halmahera, Maluku.
(roy) Next Article Uji Prospek Saham Baru Anggota LQ45 & IDX30
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular