
Penjualan Ritel Lemah, Asing Lepas Saham Barang Konsumsi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 June 2018 11:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing begitu bernafsu melakukan aksi jual di pasar saham hari ini. Menjelang akhir sesi I, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 448,06 miliar.
Saham-saham emiten barang konsumsi cukup gencar dilepas investor sampai dengan siang hari ini, seiring dengan rilis data penjualan barang-barang ritel yang mengecewakan. Sepanjang April, Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan ritel hanya tumbuh sebesar 4,1% secara year-on-year (YoY).
Walaupun meningkat dibandingkan capaian bulan sebelumnya yang sebesar 2,5% YoY, nilainya masih lebih rendah jika dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 4,2% YoY.
Melihat data tersebut lebih jauh, salah satu komponen yang mendapat tekanan adalah makanan, minuman & tembakau. Penjualan barang-barang ini hanya tumbuh sebesar 7,7% YoY pada April 2018, lebih rendah dari capaian April 2017 yang sebesar 8,4% YoY.
Saham-saham emiten barang konsumsi yang dilepas investor diantaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 19,7 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 14,2 miliar), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 3,7 miliar), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (Rp 2,7 miliar), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (Rp 2 miliar).
Sentimen Eksternal
Selain rilis data penjualan ritel yang mengecewakan, sentimen eksternal yang kurang mendukung juga membuat investor asing melepas saham-saham barang konsumsi yang cenderung memiliki kapitalisasi pasar besar.
Surplus dagang China dengan AS tercatat melebar menjadi US$ 24,58 miliar pada bulan lalu. Pada bulan April, nilainya masih sebesar US$ 22,15 miliar. Secara kumulatif sepanjang Januari-Mei 2018, surplus dagang China dengan AS tercatat sebesar US$ 104,85 miliar.
Hal ini bisa semakin membuat AS geram dan benar-benar mengeksekusi rencananya untuk menaikkan bea masuk bagi senilai US$ 50 miliar produk impor asal Negeri Panda. Hal ini tentu bukan berita baik bagi pasar saham.
Kemudian, suramnya prospek dari pertemuan pimpinan-pimpinan negara anggota G7 juga mendorong investor asing bermain aman dan melakukan aksi jual.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Penjualan Ritel Lemah, Saham Barang Konsumsi Dilepas Investor
Saham-saham emiten barang konsumsi cukup gencar dilepas investor sampai dengan siang hari ini, seiring dengan rilis data penjualan barang-barang ritel yang mengecewakan. Sepanjang April, Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan ritel hanya tumbuh sebesar 4,1% secara year-on-year (YoY).
Walaupun meningkat dibandingkan capaian bulan sebelumnya yang sebesar 2,5% YoY, nilainya masih lebih rendah jika dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 4,2% YoY.
Saham-saham emiten barang konsumsi yang dilepas investor diantaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 19,7 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 14,2 miliar), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 3,7 miliar), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (Rp 2,7 miliar), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (Rp 2 miliar).
Sentimen Eksternal
Selain rilis data penjualan ritel yang mengecewakan, sentimen eksternal yang kurang mendukung juga membuat investor asing melepas saham-saham barang konsumsi yang cenderung memiliki kapitalisasi pasar besar.
Surplus dagang China dengan AS tercatat melebar menjadi US$ 24,58 miliar pada bulan lalu. Pada bulan April, nilainya masih sebesar US$ 22,15 miliar. Secara kumulatif sepanjang Januari-Mei 2018, surplus dagang China dengan AS tercatat sebesar US$ 104,85 miliar.
Hal ini bisa semakin membuat AS geram dan benar-benar mengeksekusi rencananya untuk menaikkan bea masuk bagi senilai US$ 50 miliar produk impor asal Negeri Panda. Hal ini tentu bukan berita baik bagi pasar saham.
Kemudian, suramnya prospek dari pertemuan pimpinan-pimpinan negara anggota G7 juga mendorong investor asing bermain aman dan melakukan aksi jual.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Penjualan Ritel Lemah, Saham Barang Konsumsi Dilepas Investor
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular