
Begini Untung-Rugi Jika Capital Outflows Dipajaki
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 June 2018 15:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah tengah mengkaji kebijakan pengelolaan aliran modal yang masuk dan keluar dari pasar keuangan Indonesia.
Bank sentral pun mengaku sudah berkomunikasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, membahas mengenai wacana pengenaan pajak atas imbal hasil bagi aliran modal yang keluar dari pasar keuangan Indonesia.
Lantas, apa untung-rugi penerapan kebijakan tersebut?
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai, implementasi kebijakan ini jauh lebih menguntungkan dibandingkan kerugian yang diterima. Dia menjabarkan berbagai keuntungan yang diperoleh dari kebijakan ini.
"Istilahnya ini, capital inflows yang masuk itu jangan merepotkan saat mereka keluar," kata Piter saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Rabu (6/6/2018).
Pertama, kebijakan ini akan membuat Indonesia tidak semakin rentan terhadap dinamika ekonomi global. "Kita jadi tidak vulnerable terhadap isu global. Karena kalau ada isu global, mereka [investor] akan hitung jika mau pindah ke negara lain," katanya.
Kedua, kebijakan ini pun akan mengurangi aliran dana jangka pendek. "Jadi komposisi investor jangka panjang lebih banyak, dan memberikan kepastian. Jadi ada kepastian bagi mereka juga," jelasnya.
Adapun Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai, kerugian dari capital manajemen adalah mengurangi minat para investor menaruh dananya di pasar keuangan Indonesia. Sesuatu yang sejatinya memiliki dampak buruk, dalam kondisi saat ini.
"Kita masih butuh aliran dana, karena kita masih defisit transaksi berjalan. Masih butuh 20% didanai dari aliran dari surat utang atau portofolio aset yang dibeli asing," jelasnya.
Menurut David, implementasi kebijakan tersebut tidak akan maksimal tanpa adanya momentum yang tepat. "Investor akan rekalkulasi return dikurangi dengan tambahan pajak. Dia akan bandingkan return dari instrumen yang sama di negara lain," jelasnya.
"Kalau lebih rendah, bisa kurangi attractiveness dari SBN. Tetapi kalau untuk menghindari aliran modal yang sifatnya jangka pendek, itu sah-sah saja," ungkapnya.
(dru) Next Article Top! Net Kewajiban Investasi Internasional 2018 Membaik
Bank sentral pun mengaku sudah berkomunikasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, membahas mengenai wacana pengenaan pajak atas imbal hasil bagi aliran modal yang keluar dari pasar keuangan Indonesia.
Lantas, apa untung-rugi penerapan kebijakan tersebut?
"Istilahnya ini, capital inflows yang masuk itu jangan merepotkan saat mereka keluar," kata Piter saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Rabu (6/6/2018).
Pertama, kebijakan ini akan membuat Indonesia tidak semakin rentan terhadap dinamika ekonomi global. "Kita jadi tidak vulnerable terhadap isu global. Karena kalau ada isu global, mereka [investor] akan hitung jika mau pindah ke negara lain," katanya.
Kedua, kebijakan ini pun akan mengurangi aliran dana jangka pendek. "Jadi komposisi investor jangka panjang lebih banyak, dan memberikan kepastian. Jadi ada kepastian bagi mereka juga," jelasnya.
Adapun Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai, kerugian dari capital manajemen adalah mengurangi minat para investor menaruh dananya di pasar keuangan Indonesia. Sesuatu yang sejatinya memiliki dampak buruk, dalam kondisi saat ini.
"Kita masih butuh aliran dana, karena kita masih defisit transaksi berjalan. Masih butuh 20% didanai dari aliran dari surat utang atau portofolio aset yang dibeli asing," jelasnya.
Menurut David, implementasi kebijakan tersebut tidak akan maksimal tanpa adanya momentum yang tepat. "Investor akan rekalkulasi return dikurangi dengan tambahan pajak. Dia akan bandingkan return dari instrumen yang sama di negara lain," jelasnya.
"Kalau lebih rendah, bisa kurangi attractiveness dari SBN. Tetapi kalau untuk menghindari aliran modal yang sifatnya jangka pendek, itu sah-sah saja," ungkapnya.
(dru) Next Article Top! Net Kewajiban Investasi Internasional 2018 Membaik
Most Popular