
Sentimen Netral, Rupiah Melemah Tipis Lawan Yuan
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
06 June 2018 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China bergerak melemah tipis pada perdagangan siang ini. Sentimen yang ada cenderung bersifat netral, di mana sektor manufaktur yang menggeliat di China dapat diimbangi oleh kekhawatiran perang dagang AS-China.
Pada Selasa (5/6/2018) pukul 13:06 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2.166,50. Rupiah melemah 0,06% dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya.
Pelemahan rupiah mendorong harga jual yuan di beberapa bank nasional bergerak naik. Berikut perkembangan perdagangan yuan hingga pukul 13:11 WIB.
Baik sentimen positif maupun negatif sama-sama menentukan pergerakan yuan siang ini. Dari segi positifnya, yuan mendapatkan kekuatan dari aktivitas manufaktur China yang menggeliat.
Pemerintah Negeri Tirai Bambu melaporkan indeks manufaktur Mei 2018 yang ditunjukkan Purchasing Managers' Index (PMI) berada di 51,9, atau tertinggi sejak Oktober 2017. Data tersebut juga mampu melampaui konsensus yang dihimpun Reuters, yaitu 51,3.
China juga melaporkan PMI sektor jasa pada Mei 2018 mencapai 54,9. Naik dari April sebesar 54,8 seiring adanya transisi raksasa manufaktur ke sektor jasa dan konsumsi yang mendorong perekonomian.
Di sisi negatifnya, penguatan yuan tertahan oleh isu perang dagang AS-China yang masih menghantui. Teranyar, China dikabarkan akan membeli produk agrikultur dan energi dari AS hingga senilai US$ 70 miliar, apabila pemerintahan Presiden AS Donald Trump mencabut kebijakan penerapan tarif impor.
Pihak China nampaknya mulai terbuka untuk menyelesaikan isu perdagangan dengan AS. Akan tetapi, investor masih akan harap-harap cemas menanti respons Negeri Adidaya. Jika AS berkeras dengan kebijakan tarif impornya, sama seperti yang dilakukan pada Uni Eropa dan Kanada baru-baru ini, maka api perang dagang AS-China akan kembali membara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RHG/RHG) Next Article Doping Bank Sentral China Bawa Yuan Perkasa
Pada Selasa (5/6/2018) pukul 13:06 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2.166,50. Rupiah melemah 0,06% dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya.
![]() |
![]() |
Baik sentimen positif maupun negatif sama-sama menentukan pergerakan yuan siang ini. Dari segi positifnya, yuan mendapatkan kekuatan dari aktivitas manufaktur China yang menggeliat.
Pemerintah Negeri Tirai Bambu melaporkan indeks manufaktur Mei 2018 yang ditunjukkan Purchasing Managers' Index (PMI) berada di 51,9, atau tertinggi sejak Oktober 2017. Data tersebut juga mampu melampaui konsensus yang dihimpun Reuters, yaitu 51,3.
China juga melaporkan PMI sektor jasa pada Mei 2018 mencapai 54,9. Naik dari April sebesar 54,8 seiring adanya transisi raksasa manufaktur ke sektor jasa dan konsumsi yang mendorong perekonomian.
Di sisi negatifnya, penguatan yuan tertahan oleh isu perang dagang AS-China yang masih menghantui. Teranyar, China dikabarkan akan membeli produk agrikultur dan energi dari AS hingga senilai US$ 70 miliar, apabila pemerintahan Presiden AS Donald Trump mencabut kebijakan penerapan tarif impor.
Pihak China nampaknya mulai terbuka untuk menyelesaikan isu perdagangan dengan AS. Akan tetapi, investor masih akan harap-harap cemas menanti respons Negeri Adidaya. Jika AS berkeras dengan kebijakan tarif impornya, sama seperti yang dilakukan pada Uni Eropa dan Kanada baru-baru ini, maka api perang dagang AS-China akan kembali membara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RHG/RHG) Next Article Doping Bank Sentral China Bawa Yuan Perkasa
Most Popular