
Naik 1,7%, Harga Nikel Menguat 6 Hari Berturut-turut
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
06 June 2018 13:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) tercatat masih melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan hari ini, dengan membukukan kenaikan sebesar 1,71% ke level US$15.692 pada perdagangan hari Selasa (05/06/2018).
Dengan capaian tersebut, harga nikel telah menguat selama 6 hari berturut-turut. Bahkan, harga nikel sudah menguat lebih dari 12%, hanya dalam jangka waktu sebulan terakhir. Tercatat, harga nikel hanya sebesar Rp13.975/ton pada tanggal 4 Mei 2018.
Harga nikel mendapatkan dukungan dari anjloknya pasokan komoditas tersebut, padahal permintaan dari China terus menanjak sejak awal tahun 2018. Situasi defisit ini sebenarnya sudah menjadi perhatian sejak kuartal I-2018 lalu.
Setidaknya ada 3 alasan yang menyebabkan langkanya pasokan komoditas nikel. Pertama, Filipina menutup operasi empat tambang nikel utama dan melarang kegiatan penambangan baru. Padahal Filipina berkontribusi sekitar 27% bagi pasokan nikel global.
Kedua, terhentinya aktivitas pertambangan Ambatovy di Madagaskar akibat serangan topan awal Januari lalu. Operasi memang sudah kembali normal pada Februari, tetapi operator tambang yang dimiliki oleh Sumitomo Corp itu menyatakan tingkat produksi akan turun setidaknya hingga semester pertama tahun ini.
Ketiga, Vale sebagai produsen nikel terbesar di dunia akhir tahun lalu mengumumkan akan memangkas produksi hingga 45.000 ton tahun ini, menyusul program perawatan fasilitas pertambangan mereka.
Sebagai informasi, cadangan nikel LME saat ini berada pada level 287.646 ton, terendah dalam 4 tahun terakhir, sementara cadangan di Shanghai sebesar 27.430 ton atau terendah dalam 30 bulan terakhir.
Di sisi lain, permintaan impor bijih nikel dari China naik lebih dari dua kali lipat ke 6,6 juta ton pada kuartal I-2018, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Peningkatan ini nampaknya disebabkan impor nikel dari Indonesia yang melesat, sementara impor dari Filipina cenderung stabil.
Faktanya, impor nikel Indonesia oleh China pada Bulan Maret 2018 mencapai 1,37 juta ton, atau pencapaian tertinggi sejak larangan ekspor bijih nikel mentah Indonesia pada 2014. Pasokan nikel dari Indonesia lantas dengan cepat mampu menggantikan Filipina sebagai pemasok utama nikel ke Negeri Tirai Bambu, seiring Presiden Filipina Rodrigo Duerte yang cenderung ketat pada industri pertambangan.
Teranyar, harga nikel juga mendapat energi positif dari Pemerintah China yang memerintahkan Shandong Xinhai Technology Co., salah satu produsen nickel pig iron (NPI) terbesar, untuk memangkas produksinya jelang pertemuan Shanghai Cooperation Organization (SCO).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Siap-siap, Tahun 2021 Harga Komoditas Tambang Bakal Terbang!
Dengan capaian tersebut, harga nikel telah menguat selama 6 hari berturut-turut. Bahkan, harga nikel sudah menguat lebih dari 12%, hanya dalam jangka waktu sebulan terakhir. Tercatat, harga nikel hanya sebesar Rp13.975/ton pada tanggal 4 Mei 2018.
![]() |
Harga nikel mendapatkan dukungan dari anjloknya pasokan komoditas tersebut, padahal permintaan dari China terus menanjak sejak awal tahun 2018. Situasi defisit ini sebenarnya sudah menjadi perhatian sejak kuartal I-2018 lalu.
Kedua, terhentinya aktivitas pertambangan Ambatovy di Madagaskar akibat serangan topan awal Januari lalu. Operasi memang sudah kembali normal pada Februari, tetapi operator tambang yang dimiliki oleh Sumitomo Corp itu menyatakan tingkat produksi akan turun setidaknya hingga semester pertama tahun ini.
Ketiga, Vale sebagai produsen nikel terbesar di dunia akhir tahun lalu mengumumkan akan memangkas produksi hingga 45.000 ton tahun ini, menyusul program perawatan fasilitas pertambangan mereka.
Sebagai informasi, cadangan nikel LME saat ini berada pada level 287.646 ton, terendah dalam 4 tahun terakhir, sementara cadangan di Shanghai sebesar 27.430 ton atau terendah dalam 30 bulan terakhir.
Di sisi lain, permintaan impor bijih nikel dari China naik lebih dari dua kali lipat ke 6,6 juta ton pada kuartal I-2018, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Peningkatan ini nampaknya disebabkan impor nikel dari Indonesia yang melesat, sementara impor dari Filipina cenderung stabil.
Faktanya, impor nikel Indonesia oleh China pada Bulan Maret 2018 mencapai 1,37 juta ton, atau pencapaian tertinggi sejak larangan ekspor bijih nikel mentah Indonesia pada 2014. Pasokan nikel dari Indonesia lantas dengan cepat mampu menggantikan Filipina sebagai pemasok utama nikel ke Negeri Tirai Bambu, seiring Presiden Filipina Rodrigo Duerte yang cenderung ketat pada industri pertambangan.
Teranyar, harga nikel juga mendapat energi positif dari Pemerintah China yang memerintahkan Shandong Xinhai Technology Co., salah satu produsen nickel pig iron (NPI) terbesar, untuk memangkas produksinya jelang pertemuan Shanghai Cooperation Organization (SCO).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Siap-siap, Tahun 2021 Harga Komoditas Tambang Bakal Terbang!
Most Popular