
Drama Bank MNC Jelang Rights Issue
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
04 June 2018 07:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Terbentuk dari PT. Bank ICB Bumiputera, PT. Bank MNC International Tbk (BABP) cukup menarik perhatian. Bukan karena kinerjanya yang melambung tinggi, namun karena bank yang baru berumur kurang dari lima tahun ini ditinggal berturut-turut oleh komisaris dan direksinya baru-baru ini.
Cerita ini berawal dari laporan keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memberitahukan perihal pengunduran diri Benny Purnomo selaku direktur utama Bank MNC. Hal ini terjadi selang beberapa lama setelah Eko B.Supriyanto mengundurkan diri selaku komisaris independen.
Tak berhenti di situ, Widiatama Bunarto yang merupakan direktur di perusahaan tersebut juga ikut mundur.
Publik bertanya-tanya ada apakah gerangan yang menyebabkan pengunduran diri secara berturut-turut tersebut. CNBC Indonesia pun sempat bertemu langsung dengan Benny Purnomo di kediamannya beberapa waktu lalu untuk bertanya lebih lanjut.
Dalam wawancara yang berlangsung kurang lebih satu jam itu, Benny banyak bercerita mengenai perjalanan karirnya di Bank MNC dan alasan ia mengundurkan diri.
"This is the time for me to leave," ujar Benny.
Bank yang hampir ditutup oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tersebut sudah mulai berbenah. Memang tidak bisa sekencang bank-bank besar lainnya. Namun, bank milik Hary Tanoesoedibyo ini sudah mencetak laba Rp 94,8 miliar pada kuartal I-2018.
Benny juga mengimbau, dengan adanya kejadian ini, investor agar jangan takut berinvestasi di Bank MNC. Apalagi, dalam waktu dekat alias 12 Juni-2 Juli, Bank MNC akan melakukan rights issue sebesar Rp 489,63 miliar.
Dia mengungkapkan, Bank MNC sudah membentuk CKPN untuk kredit lamanya yang macet.
"Untuk kredit baru, kami terapkan full collateral 60%-70%.Kalau macet, tinggal jual collateral. Saya bisa katakan, kondisi Bank MNC sekarang paling sehat," ujar dia.
Dari sisi dana pihak ketiga, nasabah sudah percaya setelah melewati dua kali badai rush. Dari sisi sumber daya manusia, sebanyak 300 orang sukacita pindah ke Bank MNC.
"Kemudian, kalau ditanya soal harga saham, sekarang sudah paling bottom Rp 50/lembar. Padahal komitmen rights issue Rp 100/lembar, tetapi pemilik tetap mau beli," terang dia.
(prm) Next Article Tambal Modal, Bank MNC Rights Issue Rp 206,32 M
Cerita ini berawal dari laporan keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memberitahukan perihal pengunduran diri Benny Purnomo selaku direktur utama Bank MNC. Hal ini terjadi selang beberapa lama setelah Eko B.Supriyanto mengundurkan diri selaku komisaris independen.
Tak berhenti di situ, Widiatama Bunarto yang merupakan direktur di perusahaan tersebut juga ikut mundur.
Dalam wawancara yang berlangsung kurang lebih satu jam itu, Benny banyak bercerita mengenai perjalanan karirnya di Bank MNC dan alasan ia mengundurkan diri.
"This is the time for me to leave," ujar Benny.
Bank yang hampir ditutup oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tersebut sudah mulai berbenah. Memang tidak bisa sekencang bank-bank besar lainnya. Namun, bank milik Hary Tanoesoedibyo ini sudah mencetak laba Rp 94,8 miliar pada kuartal I-2018.
Benny juga mengimbau, dengan adanya kejadian ini, investor agar jangan takut berinvestasi di Bank MNC. Apalagi, dalam waktu dekat alias 12 Juni-2 Juli, Bank MNC akan melakukan rights issue sebesar Rp 489,63 miliar.
Dia mengungkapkan, Bank MNC sudah membentuk CKPN untuk kredit lamanya yang macet.
"Untuk kredit baru, kami terapkan full collateral 60%-70%.Kalau macet, tinggal jual collateral. Saya bisa katakan, kondisi Bank MNC sekarang paling sehat," ujar dia.
Dari sisi dana pihak ketiga, nasabah sudah percaya setelah melewati dua kali badai rush. Dari sisi sumber daya manusia, sebanyak 300 orang sukacita pindah ke Bank MNC.
"Kemudian, kalau ditanya soal harga saham, sekarang sudah paling bottom Rp 50/lembar. Padahal komitmen rights issue Rp 100/lembar, tetapi pemilik tetap mau beli," terang dia.
(prm) Next Article Tambal Modal, Bank MNC Rights Issue Rp 206,32 M
Most Popular