
Suku Bunga Naik, Rupiah Kembali Menguat Terhadap Yuan
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
01 June 2018 10:42

Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah terhadap yuan China bergerak menguat pada perdagangan pagi ini. Penguatan ini masih didorong oleh kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) pada lusa kemarin.
Pada Jumat (01/06/2018) pukul 10:40 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2.164,09.Rupiah menguat 0,12% dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya.
Penguatan rupiah mendorong harga jual yuan di beberapa bank nasional ikut turun Berikut perkembangan perdagangan yuan hingga pukul 10:25 WIB :
Kenaikan suku bunga acuan nampaknya masih berpengaruh terhadap penguatan rupiah terhadap mata uang global termasuk yuan. Lusa kemarin, BI kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin ke posisi 4,75%.
Keputusan ini didasari pada kondisi ekonomi global terutama dalam mengantisipasi hasil rapat The Federal Reserve/The Fed pada 13 Juni mendatang yang diperkirakan kembali akan menaikkan suku bunga acuannya.
(gus) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Pada Jumat (01/06/2018) pukul 10:40 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2.164,09.Rupiah menguat 0,12% dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya.
![]() |
Bank | Harga Beli | Status | Harga Jual | Status |
Bank Mandiri | Rp 2.068,00 | Turun | Rp 2.222,00 | Turun |
Bank BRI | Rp 2.087,87 | Turun | Rp 2.250,21 | Turun |
Bank BCA | Rp 2.109,00 | Stagnan | Rp 2.240,00 | Stagnan |
Keputusan ini didasari pada kondisi ekonomi global terutama dalam mengantisipasi hasil rapat The Federal Reserve/The Fed pada 13 Juni mendatang yang diperkirakan kembali akan menaikkan suku bunga acuannya.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, menegaskan kebijakan ini bersifat pre-emtif, front loading, dan ahead of the curve sehingga mampu melindungi nilai tukar rupiah dari pelemahan yang terlalu dalam. Dengan langkah cepat ini menunjukkan BI tidak ingin kembali tertinggal (behind of the curve) sepertinya halnya saat kenaikan BI 7 day reverse repo rate pertama pada 17 Mei lalu.
Kenaikan suku bunga acuan pada 17 Mei lalu dinilai terlambat, karena negara seperti AS telah lebih dahulu menerapkan kebijakan tersebut sehingga keputusan BI dalam hal ini kurang direspon oleh pasar.
Di sisi lain, China pun sudah mulai mengikuti kebijakan moneter ketat yang diterapkan AS. Terbaru, People Bank of China (PBoC) pada 28 Mei lalu menaikkan suku bunga acuan 28 day reverse repo sebesar 5 basis poin.
Namun, kebijakan BI yang menaikkan suku bunga acuan lebih besar bisa menjadi kelebihan tersendiri. Tingkat return yang ditawarkan tentu jauh lebih besar sehingga investor lebih tertarik memburu aset-aset berbasis rupiah. Kondisi ini semakin membuat nilai tukar rupiah jauh lebih perkasa di hadapan yuan pada pagi ini.
Kenaikan suku bunga acuan pada 17 Mei lalu dinilai terlambat, karena negara seperti AS telah lebih dahulu menerapkan kebijakan tersebut sehingga keputusan BI dalam hal ini kurang direspon oleh pasar.
Di sisi lain, China pun sudah mulai mengikuti kebijakan moneter ketat yang diterapkan AS. Terbaru, People Bank of China (PBoC) pada 28 Mei lalu menaikkan suku bunga acuan 28 day reverse repo sebesar 5 basis poin.
Namun, kebijakan BI yang menaikkan suku bunga acuan lebih besar bisa menjadi kelebihan tersendiri. Tingkat return yang ditawarkan tentu jauh lebih besar sehingga investor lebih tertarik memburu aset-aset berbasis rupiah. Kondisi ini semakin membuat nilai tukar rupiah jauh lebih perkasa di hadapan yuan pada pagi ini.
(gus) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Most Popular