Transcoal Jual Saham IPO di Kisaran Harga Rp 110-Rp 150/Unit
Monica Wareza, CNBC Indonesia
30 May 2018 19:48
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Transcoal Pasific akan melepaskan 1,50 miliar saham atau setara dengan 27,27% ke publik melalui skema penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Perusahaan menetapkan harga di pasar perdana pada kisaran Rp 110-Rp 150 per saham.
Direktur Utama Transcoal Pasific Richard Talumewo mengatakan dana yang diperoleh perusahaan melalui IPO ini seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja.
"Potensi bisnis jasa transportasi dan logistik laut, termasuk angkutan batu bara sangat terbuka lebar. Apalagi cadangan batu bara dan hasil tambang lainnya juga masih berlimpah di negeri ini sehingga menjadi peluang untuk jasa pengangkutan. Prospek bisnis kami juga ditopang kebutuhan jasa angkutan laut yang semakin banyak selain komoditas batu bara," kata Richard di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (30/5).
Dengan harga penawaran tersebut perusahaan akan memperoleh dana sebesar Rp 165 miliar-Rp 225 miliar.
Perusahaan saat ini perusahaan menjalankan tiga bisnis yakni pengangkutan batu bara atau coal transshipment (loading, underway, discharging/loading into vessel), pengangkutan jarak jauh batu bara atau long-hauling coal (loading, underway, discharging di jetty PLTU), dan pengangkutan minyak solar industri atau CPO dengan oil barge (loading jetty, tug boat and oil barger, discharging jeety).
Beberapa klien yang menggunakan jasa angkutan batu bara dan jasa lainnya antara lain, PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia, PT Petromine Energy Trading dan PT Petro Storindo Energi.
Hingga Desember 2017, Transcoal mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp 650,38 miliar, naik 15% dari akhir 2016 yang sebesar Rp 565,13 miliar. Sementara itu laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp 153,30 miliar, naik dari Rp 150,43 miliar.
(hps) Next Article Baru Listing Saham BOSS Langsung Melesat 50% jadi Rp 600
Direktur Utama Transcoal Pasific Richard Talumewo mengatakan dana yang diperoleh perusahaan melalui IPO ini seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja.
"Potensi bisnis jasa transportasi dan logistik laut, termasuk angkutan batu bara sangat terbuka lebar. Apalagi cadangan batu bara dan hasil tambang lainnya juga masih berlimpah di negeri ini sehingga menjadi peluang untuk jasa pengangkutan. Prospek bisnis kami juga ditopang kebutuhan jasa angkutan laut yang semakin banyak selain komoditas batu bara," kata Richard di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (30/5).
Perusahaan saat ini perusahaan menjalankan tiga bisnis yakni pengangkutan batu bara atau coal transshipment (loading, underway, discharging/loading into vessel), pengangkutan jarak jauh batu bara atau long-hauling coal (loading, underway, discharging di jetty PLTU), dan pengangkutan minyak solar industri atau CPO dengan oil barge (loading jetty, tug boat and oil barger, discharging jeety).
Beberapa klien yang menggunakan jasa angkutan batu bara dan jasa lainnya antara lain, PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia, PT Petromine Energy Trading dan PT Petro Storindo Energi.
Hingga Desember 2017, Transcoal mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp 650,38 miliar, naik 15% dari akhir 2016 yang sebesar Rp 565,13 miliar. Sementara itu laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp 153,30 miliar, naik dari Rp 150,43 miliar.
(hps) Next Article Baru Listing Saham BOSS Langsung Melesat 50% jadi Rp 600
Most Popular