Perry Warjiyo: Tak Ada Alasan Bank Naikkan Bunga Kredit!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 May 2018 16:12
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, saat ini tidak ada alasan bagi perbankan nasional menaikkan tingkat suku bunga kredit
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan, saat ini tidak ada alasan bagi perbankan nasional menaikkan tingkat suku bunga kredit, meskipun bank sentral memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya.

Hal tersebut dikemukakan Perry Warjio usai rapat dewan gubernur (RDG) insidentil, Rabu (30/5/2018). Menurut Perry, perbankan tidak harus merespons cepat kenaikkan suku bunga acuan BI dengan kenaikan suku bunga kredit perbankan.

"Kalau likuiditas cukup, tidak ada alasan berlomba-lomba merebut dana dengan menaikkan suku bunga," kata Perry di gedung BI.

Apalagi, sambung Perry, pelonggaran kebijakan moneter yang sudah dilakukan bank sentral sejak 2016 lalu sebesar 200 basis poin (bps), transmisinya belum terlalu diikuti perbankan dengan menurunkan suku bunga kreditnya.

"Sehingga, kenaikan policy rate tidak perlu serta merta diikuti kenaikan suku bunga deposito," jelasnya.

Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto tak memungkiri, kenaikan suku bunga BI akan sedikit berdampak pada pergerakan suku bunga kredit. Namun berdasarkan data historis, meskipun mengalami kenaikkan, tidak akan secara signifikan.

"Pada saat BI menurunkan suku bunga acuan, bunga kredit turun mesipun jumlahnya tidak sebesar penurunan suku bunga acuan. Begitupun saat menaikkan. Tidak serta kenaikannya dalam jumlah yang sama," kata dia.



BI, sambung Erwin, mengaku masih optimistis pertumbuhan kredit pada tahun ini tumbuh double digit di angka 10-12%. Erwin menegaskan, kenaikkan suku bunga acuan bank sentral tidak akan membuat likuiditas mengetat.

"Kondisi pertumbuhan kredit memang melambat, tapi disebabkan karena memang dari sisi demandnya. Sepanjang pertumbuhan PDB meningkat, kredit akan mengalami hal yang sama," tegasnya.


(dru) Next Article BI Klaim Sebar Uang Rp 583 T, Apa Pasar Masih 'Kering'?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular