
Trump dan Kim Jong Un Jadi Bertemu, Bursa Saham Asia Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 May 2018 09:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Indeks Nikkei dibuka menguat 0,17% ke level 22.488,95, indeks Kospi dibuka menguat 0,17% ke level 2.465, indeks Strait Times dibuka menguat 0,12% ke level 3.517,37, dan indeks Hang Seng dibuka menguat 0,56% ke level 30.759,84. Sementara itu, indeks Shanghai dibuka melemah 0,14% ke level 3.136,81.
Kabar gembira bagi bursa saham Benua Kuning hari ini datang dari kembali terbukanya kemungkinan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada 12 Juni mendatang di Singapura.
"Kami sedang melakukan pembicaraan yang produktif untuk mengadakan kembali pertemuan (dengan Korea Utara). Bila terwujud, maka kemungkinan masih diadakan di Singapura pada tanggal yang sama, 12 Juni, dan jika perlu diperpanjang melampaui tanggal tersebut," cuit Trump di akun Twitter @realDonaldTrump.
Sebelumnya pada hari Kamis waktu setempat (24/5/2018), Gedung Putih merilis surat resmi dari Presiden Trump yang ditujukkan bagi Kim Jong Un. Setelah memuji Kim Jong Un atas waktu, kesabaran, dan usaha yang sudah ditujukan dalam negosiasi baru-baru ini dan juga dalam perbincangan mengenai pertemuan antar kedua negara, Trump mengungkapkan bahwa saat ini bukan merupakan waktu yang tepat untuk bertemu.
"Sayangnya, berdasarkan kemarahan yang luar biasa dan permusuhan yang telah anda (Kim Jong Un) tunjukkan dalam dalam pernyataan terbaru anda, saya merasa bahwa tidak pantas untuk melakukan pertemuan yang sudah lama direncanakan pada saat ini," tulis Trump dalam suratnya.
AS pun diketahui telah mengirimkan delegasinya ke Korea Utara untuk mendiskusikan pertemuan bersejarah tersebut.
"Tim kami sudah tiiba di Korea Utara untuk mengatur pertemuan antara Kim Joung Un dan saya. Saya sungguh percaya bahwa Korea Utara punya potensi luar biasa dan akan menjadi bangsa dengan kekuatan ekonomi dan keuangan yang besar. Kim Jong Un sepakat dengan saya mengenai hal ini. Ini akan terjadi!" cuit Trump 6 jam yang lalu.
Kemudian, isu perang dagang antara AS dan China bisa dikesampingkan untuk sementara waktu. Pasalnya, pencabutan sanksi bagi raksasa teknologi asal China yakni ZTE sudah semakin nyata.
Mengutip Reuters, Presiden Trump bersedia menghapus sanksi bagi ZTE dengan sejumlah syarat. Dengan begitu, nantinya ZTE akan kembali bisa membeli komponen-komponen yang diperlukan dari perusahaan asal AS. Sebagai catatan, memang pencabutan sanksi bagi ZTE merupakan salah satu permintaan dari pihak China sebelum melakukan perbincangan lebih lanjut dalam hal perdagangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Kabar gembira bagi bursa saham Benua Kuning hari ini datang dari kembali terbukanya kemungkinan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada 12 Juni mendatang di Singapura.
"Sayangnya, berdasarkan kemarahan yang luar biasa dan permusuhan yang telah anda (Kim Jong Un) tunjukkan dalam dalam pernyataan terbaru anda, saya merasa bahwa tidak pantas untuk melakukan pertemuan yang sudah lama direncanakan pada saat ini," tulis Trump dalam suratnya.
AS pun diketahui telah mengirimkan delegasinya ke Korea Utara untuk mendiskusikan pertemuan bersejarah tersebut.
"Tim kami sudah tiiba di Korea Utara untuk mengatur pertemuan antara Kim Joung Un dan saya. Saya sungguh percaya bahwa Korea Utara punya potensi luar biasa dan akan menjadi bangsa dengan kekuatan ekonomi dan keuangan yang besar. Kim Jong Un sepakat dengan saya mengenai hal ini. Ini akan terjadi!" cuit Trump 6 jam yang lalu.
Kemudian, isu perang dagang antara AS dan China bisa dikesampingkan untuk sementara waktu. Pasalnya, pencabutan sanksi bagi raksasa teknologi asal China yakni ZTE sudah semakin nyata.
Mengutip Reuters, Presiden Trump bersedia menghapus sanksi bagi ZTE dengan sejumlah syarat. Dengan begitu, nantinya ZTE akan kembali bisa membeli komponen-komponen yang diperlukan dari perusahaan asal AS. Sebagai catatan, memang pencabutan sanksi bagi ZTE merupakan salah satu permintaan dari pihak China sebelum melakukan perbincangan lebih lanjut dalam hal perdagangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular