Sri Mulyani: Ekonomi RI Masih Stabil, Tapi Tetap Waspada

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
24 May 2018 15:25
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan perekonomian Indonesia masih stabil dan jauh dari krisis.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan perekonomian Indonesia masih stabil dan jauh dari krisis. Namun pemerintah tidak bisa terlena dan tetap terus mewaspadai perkembangan ekonomi global.

"Kami tetap akan melihat ekonomi secara waspada dan hati-hati, kami melakukan seluruh policy, dan merespons terhadap situasi yang berkembang," kata dia di Kawasan DPR, Kamis (24/5/2018).

Menurut dia, secara keseluruhan, indikator ekonomi berjalan normal. Pertumbuhan ekonomi berada di atas 5%, inflasi sekitar 3,4% namun memang neraca pembayaran sedikit tertekan karena defisit neraca pembayaran.

"Oleh karena itu kita perlu melakukan adjusment terhadap situasi yang sekarang berkembang," ungkap dia.

Sri Mulyani juga mengatakan pemerintah akan terus menjaga arus modal ke Indonesia tetap masuk. "Pokoknya kami jaga terus," kata dia.

Menurut Sri Mulyani, untuk menjaga investor asing tetap masuk ke dalam negeri, pihaknya harus menjaga keseluruhan indikator ekonomi.

"Kalau bicara ekonomi banyak tidak hanya faktor growth, tidak hanya masalah fiskal, tidak hanya masalah moneter, tidak hanya masalah neraca pembayaran, kami akan lihat keseluruhan," ucap dia.

Sebelumnya juga, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution angkat bicara kondisi nilai tukar rupiah yang mulai dibanding-bandingkan dengan krisis moneter yang pernah dialami Indonesia pada medio 1997-1998.

Berbicara usai menghadiri pengukuhan Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin memandang, tekanan terhadap rupiah yang terjadi di tahun ini tidak bisa disama-samakan ketika Indonesia mengalami krisis.

"Jangan kurs dolar bergerak, kemudian disimpulkan sudah mau krisis," kata Darmin, Kamis (24/5/2018).

"Kalau krisis itu sektor riilnya juga harus goyang, yang kemudian memberi dampak pada sektor moneter. Masih belumlah," tambah dia.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini telah melemah hinga 4% terhadap dolar AS. Meskipun kondisi ini dianggap belum mengarah kepada krisis, namun Darmin tak memungkiri, hal ini akan menjadi perhatian pemerintah.

"Kalau lampu kuning agak berlebihan. [...] Tapi memang situasinya harus tetap diperhatikan, harus tetap dimonitor. Itu sepakat," tegasnya.



(dru) Next Article Tiga Strategi Fiskal Sri Mulyani di Tahun Politik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular