Realistiskah BI Kejar Pertumbuhan dan Stabilitas Bersamaan?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 May 2018 12:21
Perry Warjiyo menganggap, kebijakan untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa melupakan stabilitas tetap rasional
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menganggap, kebijakan untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa melupakan stabilitas tetap rasional meskipun dilakukan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Berbicara usai dikukuhkan menjadi pucuk pimpinan BI, Perry mengaku tak ragu menempuh kebijakan moneter untuk menstabilisasi rupiah. Namun, bukan berarti adanya kenaikan suku bunga akan langsung berdampak terhadap perekonomian.

"Dampak penyesuaian suku bunga ke pertumbuhan ekonomi itu 1,5 tahun. Jadi kalau [suku bunga] naik sekarang, bukan berarti [pertumbuhan ekonomi] turun. Dampaknya baru 1,5 tahun," kata Perry di gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5/2018).

Lagipula, sambung Perry, bank sentral di bawah kepemimpinannya akan memprioritaskan 4 kebijakan untuk mendorong perekonomian. Salah satunya, adalah dengan menggeber relaksasi kebijakan makroprudensial.



"BI ada instrumen lain yang disebut relaksasi makroprudensial, termin pembayaran agar sektor perumahan bisa naik. Transmisi makroprudensial itu jauh lebih cepat dari kenaikan suku bunga," katanya.

Adapun tiga kebijakan lain yang akan ditempuh untuk mendorong perekonomian antara lain, pendalaman pasar keuangan khususnya untuk pembiayaan infrastruktur, kebijakan sistem pembayaran, dan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.


(dru/dru) Next Article Perry Warjiyo: PDB RI Pada Q2-2020 Diproyeksi Anjlok ke 1,1%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular