Sri Mulyani dan Warisan Krisis Ekonomi 20 Tahun Lalu

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
22 May 2018 10:39
Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada tahun 1997-1998.
Foto: Infografis, Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada tahun 1997-1998. Krisis yang paling parah sepanjang orde baru ini ditandai dengan merosotnya kurs rupiah terhadap dolar yang luar biasa.

Pada 21 Mei 1998 Presiden Soeharto kala itu harus lengser di tengah tekanan publik melalui kerusuhan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui krisis tersebut merupakan yang terdahsyat.

"20 tahun lalu pernah alami krisis yang sangat dahsyat disebabkan oleh sektor keuangan yang rapuh," katanya saat menjadi Pembicara di Gedung Dhanapala, Selasa (22/5/2018).

Menurutnya, hingga saat ini ada sebuah warisan yang ditinggalkan pada tahun 1998 tersebut. Untuk itu, pengelolaan ekonomi saat ini haruslah lebih kredibel.

"Oleh karena itu legacy dan warisan harus dijaga dan manajemen pengelolaan sampai saat ini harus kuat," tuturnya.

Sebelumnya juga, Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, menegaskan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berlangsung begitu cepat sama sekali tidak bisa dibanding-bandingkan dengan masa krisis 1998 maupun 2008.

Hal tersebut dikemukakan Agus Marto usai menyambangi kantor Sri Mulyani, Senin (21/5/2018). Menurut Agus, kondisi saat ini sudah jauh berbeda dari 10 atau 20 tahun lalu ketika terjadi krisis.

"Kami sudah lihat bahwa kondisi 20 tahun yang lalu, saat itu kondisi Indonesia beda sekali dengan yang sekarang. Lihat dari cadangan devisa, perbankan sehat dan punya modal 22% lebih," kata Agus.

Secara umum, Agus menilai, sejumlah indikator perekonomian domestik masih menunjukan kondisi stabil. Bagi BI, kondisi perekonomian saat ini, termasuk pelemahan rupiah yang terjadi begitu cepat tidak perlu dibesar-besarkan.

"Kondisi kita sekarang baik, dan tidak perlu dikhawatirkan," tegas mantan Menteri Keuangan itu.

Sebagai informasi, depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terbilang begitu cepat dalam kurun waktu satu minggu terakhir.

Pada 14 Mei 2018 lalu, dolar AS masih berada di bawah Rp 14.000 tepatnya ditutup di Rp 13.965. Keesokan harinya, greenback menembus Rp 14.000, tepatnya di Rp 14.032. Akhirnya hari ini dolar AS sudah menembus Rp 14.185.


(dru/wed) Next Article Dolar AS Tembus Rp15.200, Sri Mulyani: Lebih Lemah dari APBN

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular