Suku Bunga Sudah Naik, Rupiah di Kurs Acuan Terus Melemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 May 2018 10:30
Kenaikan Suku Bunga Tanpa Rasa
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 days reverse repo rate pekan lalu sepertinya gagal membawa dampak positif bagi rupiah. Setidaknya ada dua penyebab.

Pertama, nampaknya kenaikan ini sudah agak terlambat, BI mungkin terlanjur behind the curve. Pasalnya, berbagai sentimen negatif eksternal sudah semakin bertambah dan menumpuk. Pengetatan moneter di AS, kenaikan imbal hasil obligasi Negeri Paman Sam, tren apresiasi greenback, perang dagang AS-China (dan kini Jepang dikabarkan akan ikut terlibat), perjanjian nuklir Iran yang terancam kolaps, dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu karena antreannya terlalu panjang.  

Sikap BI yang terus mempertahankan suku bunga acuan sejak September 2017 dan tidak ada pertanda untuk menaikkan (sebelum pernyataan Gubernur BI Agus DW Martowardojo pada akhir April) membuat modal asing terus keluar karena tidak ada jaminan kenaikan suku bunga. Oleh karena itu saat kenaikan suku bunga akhirnya dieksekusi, semua sudah terlambat. 

Kedua, investor juga nampaknya menganggap kenaikan suku bunga acuan justru berpotensi menekan perekonomian domestik yang sebenarnya belum pulih. Lebih lanjut, pelemahan rupiah yang semakin menjadi-jadi telah menimbulkan persepsi bahwa BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Kenaikan sebesar 25 basis poin lagi akan sangat mungkin ikut mengerek suku bunga kredit naik. 

Masalahnya, penyaluran kredit saat ini masih lesu. Dalam kondisi suku bunga acuan yang lebih rendah seperti kemarin saja, pertumbuhan kredit baru di kisaran 8%. Jika suku bunga kredit naik, maka konsumen dan pelaku usaha akan berpikir ribuan kali sebelum mengajukan pinjaman ke bank. Akibatnya, profitabilitas bank menjadi taruhannya. 

Ketika penyaluran kredit seret, maka mesin pertumbuhan ekonomi akan kehilangan pelumas. Oleh karena itu, sulit mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Mungkin sudah saatnya mengucapkan selamat tinggal kepada target 5,4% yang dipasang pemerintah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular