AS-China Makin Mesra, Indeks Shanghai Justru Terkoreksi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 May 2018 09:06
Indeks Shanghai dibuka melemah tipis 0,08% ke level 3.211,25.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka melemah tipis 0,08% ke level 3.211,25. Aksi ambil untung nampak memotori pelemahan indeks saham acuan di China tersebut, seiring kenaikan yang sudah dicatatkan selama 2 hari berturut-turut.

Sentimen bagi indeks Shanghai sebenarnya masih positif, seiring semakin lengketnya hubungan antara AS dengan China. Pasca saling berbalas mengenakan bea masuk untuk produk ekspor satu sama lain, kini kondisinya sudah berubah 180 derajat.

Teranyar, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin menyebut bahwa kedua belah pihak (AS dan China) telah membuat kemajuan yang sangat berarti. Mantan petinggi Goldman Sachs tersebut bahkan mengatakan bahwa diskusi yang diadakan pada minggu lalu di Washington seharusnya dilihat sebagai sebuah kemenangan bagi AS. Mnuchin mengestimasikan bahwa nantinya, aka nada tambahan ekspor ke China senilai US$ 40 miliar-50 miliar.

"Hal ini seharusnya sangat baik bagi ekonomi AS," papar Mnuchin seperti dilansir dari CNBC International. "Gabungkan hal ini dengan pemotongan tingkat pajak dan saya rasa kita sedang melihat pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat sepanjang sisa tahun ini,".

Bahkan, ia berani bertaruh bahwa pertumbuhan ekonomi AS tahun ini bisa menyentuh 3%.

Beijing pun sudah tidak lagi panas. Lu Kang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menyatakan kesepakatan kedua negara merupakan solusi yang terbaik.

"China tidak pernah mengharapkan peningkatan tensi dengan AS, baik dalam perdagangan atau bidang lainnya," sebut Lu.

Sebelumnya pada hari Sabtu (19/5/2018), AS dan China mengeluarkan pernyataan gabungan yang isinya menyatakan bahwa China akan secara signifikan meningkatkan pembelian barang dan jasa dari AS. Hal ini dipercayai akan mendorong laju perekonomian dan penciptaan lapangan kerja di Negeri Paman Sam.

Barang-barang yang akan digenjot pengirimannya ke China adalah yang berasal dari sektor agrikultur dan energi. AS akan mengirimkan delegasinya ke China untuk mengerjakan detil dari hal ini. Selain itu, kedua negara juga menyepakati pentingnya meningkatkan perdagangan di sektor manufaktur dan jasa.

Walaupun belum menyebutkan angka pasti, pernyataan ini berhasil memberikan kelegaan bagi pelaku pasar dan mendorong bursa saham kawasan Asia menguat. Setidaknya ntuk beberapa waktu ke depan, isu perang dagang bisa dibuang dulu dari benak investor.

Tak ada data ekonomi penting dari yang dijadwalkan dirilis pada hari ini.
(hps) Next Article IHSG Libur, Bursa Saham Asia "Pesta Pora" Ikuti Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular