Walau Rupiah Tertekan, BI Masih Surplus Rp 5,2 T di 2017

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
21 May 2018 11:25
BI masih mencatatkan surplus atau 'untung' pada laporan keuangan 2017.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) masih mencatatkan surplus pada laporan keuangan 2017. Namun surplus yang dicatatkan BI jauh lebih rendah ketimbang tahun sebelumnya.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan BI yang ditandatangin Gubernur BI Agus Martowardojo, yang dikutip CNBC Indonesia (21/5/2018) surplus setelah pajak pada tahun 2016 tercatat sebesar Rp 17,07 triliun. Namun di 2017, surplus anjlok hingga hanya Rp 5,27 triliun.

Surplus BI yang penurunannya cukup dalam 2017 ini dikarenakan tingginya beban pelaksanaan kebijakan moneter dari Rp 21,4 triliun di 2016 menjadi Rp 26,78 triliun di 2017.

Sementara jumlah penghasilan BI yang terdiri komponen inti yakni Pelaksanaan Kebijakan Moneter juga turun dari Rp 59,77 triliun di 2016 ke Rp 51,62 triliun di 2017.

Berdasarkan data Reuters, sejak 31 Desember 2016 sampai 31 Desember 2017 atau selama satu tahun di 2017, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,56%.

Dapat Opini WTP dari BPK

Dalam laporan keuangan tersebut, Bank Indonesia kembali mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Opini WTP telah dicapai selama 15 tahun terakhir, yang tidak lepas dari upaya Bank Indonesia dalam mewujudkan tata kelola yang baik.

"Bank Indonesia meyakini pengelolaan keuangan yang baik dapat membangun kepercayaan pasar dan stakeholders serta mendukung pencapaian visi Bank Indonesia 2024 untuk menjadi bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional," demikian diungkapkan BI dalam keterangan persnya.

Di tengah berlanjutnya ketidakpastian global, kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2017 difokuskan pada upaya mengoptimalkan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Upaya tersebut dilakukan melalui penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Di bidang moneter, kebijakan secara konsisten diarahkan untuk mengendalikan inflasi menuju sasarannya dan menjaga defisit transaksi berjalan pada tingkat yang sehat, melalui penguatan strategi operasi moneter dan kebijakan nilai tukar serta pendalaman pasar keuangan.

(dru) Next Article Era 'Diskon' Rupiah Masih Berlanjut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular