
Pemerintah Optimistis, Ini Asumsi Makro RAPBN 2019
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
21 May 2018 09:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah menyampaikan sasaran asumsi makro untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun Anggaran 2019. Pada 2019, pertumbuhan ekonomi ditargetkan di angka 5,4%-5,8%.
Selain pertumbuhan ekonomi, angka inflasi juga disasar pada 2,5%-4,5%, tingkat suku bunga SPN 3 Bulan 4,6%-5,2%, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 13.700-Rp 14.000/US$, harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 60-70/barel, lifting minyak 722.000-805.000 barel per hari, dan lifting gasa 1,21 juta-1,3 juta barel setara minyak per hari.
Selain itu, rasio perpajakan disasar pada angk 11,4%-11,9% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan defisit dalam RAPBN 2019 ditargetkan berada di 1,6-1,9% dari PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, pada 2019 mendatang kebijakan moneter di AS menjadi tantangan dalam menjaga stabilitas dan pergerakan nilai tukar, yang nantinya juga akan memengaruhi arus modal secara global.
"Perekonomian Indonesia di tahun depan memang masih akan dipengaruhi perkembangan sektor keuangan global," tutur Sri Mulyani saat menyampaikan paparan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2019, di Kompleks DPR, Jakarta, Jumat (18/5).
Kendati demikian, Sri Mulyani menyebutkan, pemerintah memiliki tiga strategi fiskal yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tema kebijakan fiskal di 2019, yakni 'APBN untuk mendorong investasi dan daya saing'.
Tiga strategi tersebut yakni, memobilisasi pendapatan yang realistis, belanja yang berkualitas, dan pembiayaan yang efisien dan kreatif.
"Pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2019 merupakan bagian dari kerangka kebijakan fiskal jangka menengah 2018-2022. Secara umum kebijakan fiskal jangka menengah bertujuan untuk memperkuat pembangunan yang berkelanlutan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan," ujar Sri Mulyani.
(hps) Next Article Tok! Perubahan Disetujui, Ini Asumsi Makro RAPBN 2019
Selain pertumbuhan ekonomi, angka inflasi juga disasar pada 2,5%-4,5%, tingkat suku bunga SPN 3 Bulan 4,6%-5,2%, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 13.700-Rp 14.000/US$, harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 60-70/barel, lifting minyak 722.000-805.000 barel per hari, dan lifting gasa 1,21 juta-1,3 juta barel setara minyak per hari.
Selain itu, rasio perpajakan disasar pada angk 11,4%-11,9% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan defisit dalam RAPBN 2019 ditargetkan berada di 1,6-1,9% dari PDB.
"Perekonomian Indonesia di tahun depan memang masih akan dipengaruhi perkembangan sektor keuangan global," tutur Sri Mulyani saat menyampaikan paparan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2019, di Kompleks DPR, Jakarta, Jumat (18/5).
Kendati demikian, Sri Mulyani menyebutkan, pemerintah memiliki tiga strategi fiskal yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tema kebijakan fiskal di 2019, yakni 'APBN untuk mendorong investasi dan daya saing'.
Tiga strategi tersebut yakni, memobilisasi pendapatan yang realistis, belanja yang berkualitas, dan pembiayaan yang efisien dan kreatif.
"Pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2019 merupakan bagian dari kerangka kebijakan fiskal jangka menengah 2018-2022. Secara umum kebijakan fiskal jangka menengah bertujuan untuk memperkuat pembangunan yang berkelanlutan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan," ujar Sri Mulyani.
(hps) Next Article Tok! Perubahan Disetujui, Ini Asumsi Makro RAPBN 2019
Most Popular