Milenial, Belajar Saham Itu Sama Seperti Belajar Berenang

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
19 May 2018 14:03
BEI tengah membuka program magang selama tiga bulan bagi para mahasiswa dan lulusan baru.
Foto: CNBC Indonesia/Tito Bosnia
Jakarta, CNBC Indonesia - Ratusan milenial sejak kemarin memadati area Main Hall Gedung Bursa Efek Indonesia. Mereka tertarik mengikuti program Capital Market Internship pada 18 - 19 Mei 2018.

Nantinya, sejumlah peserta juga akan disalurkan ke lembaga penyelenggara pasar modal dan perusahaan sekuritas untuk magang selama 3 bulan.

Sebelum magang, milenial yang datang ke Bursa Efek Indonesia sebetulnya juga sudah bisa mendapat pengetahuan tentang pasar modal.

Seperti contohnya di hari kedua ini, Sabtu (19/5/2018), praktisi dan inspirator investasi Ryan Filbert berbagi tips investasi kepada ratusan peserta yang hadir.

Dalam presentasinya, dia menjelaskan apa yang membedakan berinvestasi di pasar modal dengan berjudi, serta apa yang perlu diperhatikan oleh investor saham pemula.



Ryan, yang membeli saham pertamanya pada usia 18 tahun di 2004, mengatakan ada perbedaan mencolok antara investor saham pemula di generasinya dengan generasi saat ini.

Perbedaan paling mencolok menurutnya: generasi milenial saat ini mau tahu banyak soal pasar saham, namun kurang berani mencoba seperti generasinya dulu.

"Animonya kalau sekarang mereka mau tahu, sehingga kampanye Yuk, Nabung Saham yang dilakukan BEI dan OJK sekarang ini tepat. Anak muda sekarang penasaran apakah benar di pasar modal mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak dibanding di instrumen perbankan, ini sangat menarik. Tapi bedanya, kalau saya dulu memulai dari tidak tahu tetapi berani mencoba. Banyak anak muda sekarang yang terlalu banyak mau tahu, tapi setelah tahu akhirnya tidak nyoba-nyoba," kata Ryan di Bursa Efek Indonesia, Sabtu (19/5/2018).

Menurutnya, hal yang paling penting dilakukan generasi millenials yang tertarik pada instrumen saham adalah take action. Dia menyarankan agar investor pemula tidak terlalu banyak menyerap ilmu teori sebelum memulai praktik menabung saham.

"Kenapa? Karena yang namanya belajar saham itu seperti belajar berenang. Belajar berenang itu nggak bisa lewat seminar, harus nyebur ke kolam, rada tenggelam sedikit, minum air sedikit, terus dia bisa lancar berenang. Pasar modal itu barang praktik, jadi anak muda sekarang harus berani mencoba setelah tahu teorinya," tambahnya.

Ryan kemudian menekankan bagi investor pemula untuk tidak takut melihat laporan keuangan. Dalam memilih saham yang akan dibeli, investor pemula harus membaca laporan keuangan, bukan melihat harga saham.

"Ada tiga hal yang perlu dilihat dalam laporan keuangan: pendapatan, laba,dan hutang. Pendapatan bagus, labanya bagus, hutangnya berkurang itu wajar. Yang repot adalah kalau labanya tidak ada, pendapatannya tidak ada, hutangnya selangit. Ini bahaya, ini ciri-ciri perusahaan itu mau mati," jelasnya.
(ray/ray) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular