
Bos BEI: "Saya Happy BI Rate Naik 0,25%"
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
18 May 2018 11:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio senang dengan keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 bps atau 0,25% menjadi 4,5%.
Menurutnya, kenaikan tersebut membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa melakukan penyesuain dampak dari volatilitas pasar yang sudah terjadi.
"Saya happy cuman 0,25%. Buat saya ini penyesuaian dari dampak yang terjadi. Kalau dampaknya sudah terjadi maka penyesuaian juga harus dilakukan," ujar Tito di BEI, Jumat (18/5/2018).
Selain itu, Tito menilai depresiasi rupiah yang masih terus terjadi paska kenaikan suku bunga hari ini tidak terlalu berdampak kepada IHSG, ditandai dengan penguatan yang terjadi saat ini.
"Tidak bisa dilihat dari itu, bursa tidak bisa stand alone karena kejadiannya adalah kita sampai 19 Februari lalu, masih naik gila-gilaan padahal rupiah sudah melemah," tambah Tito.
Menurut Tito, isu-isu domestik dan global menjadi sentimen negative lainnya dibandingkan dengan pelemahan Rupiah yang terus terjadi saat ini.
"Yang menjadi sangat melemah ialah perdagangan, perang dagang, ribut diluar dan uncertainty yang terjadi. Jadi itu suatu kejadian yang memepengaruhi semuanya, persepsinya sih seperti itu," ujar Tito.
(hps) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
Menurutnya, kenaikan tersebut membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa melakukan penyesuain dampak dari volatilitas pasar yang sudah terjadi.
"Saya happy cuman 0,25%. Buat saya ini penyesuaian dari dampak yang terjadi. Kalau dampaknya sudah terjadi maka penyesuaian juga harus dilakukan," ujar Tito di BEI, Jumat (18/5/2018).
"Tidak bisa dilihat dari itu, bursa tidak bisa stand alone karena kejadiannya adalah kita sampai 19 Februari lalu, masih naik gila-gilaan padahal rupiah sudah melemah," tambah Tito.
Menurut Tito, isu-isu domestik dan global menjadi sentimen negative lainnya dibandingkan dengan pelemahan Rupiah yang terus terjadi saat ini.
"Yang menjadi sangat melemah ialah perdagangan, perang dagang, ribut diluar dan uncertainty yang terjadi. Jadi itu suatu kejadian yang memepengaruhi semuanya, persepsinya sih seperti itu," ujar Tito.
(hps) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
Most Popular