Jawaban Kenapa Bunga Acuan Naik, Dolar Malah ke Rp 14.150

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
18 May 2018 12:50
BI mengungkapkan penjelasan mengapa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS justru naik di saat BI telah menaikkan bunga acuannya.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan penjelasan mengapa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS justru naik di saat bank sentral telah menaikkan bunga acuannya.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarasah mengatakan hari ini hampir semua mata uang negara memang 'kalah' terhadap dolar.

"Kita tahu itu Dolar Index (DXY) naik. Kemudian (imbal hasil) US Treasury Note juga naik," kata Nanang dalam pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/5/2018).

Imbal hasil (yield) obligasi 10 tahun Amerika Serikat (US-Treasury bond) mencapai 3,12%. Ini yield tertinggi sejak 2011. Sementara DXY mencapai 93,43 atau sudah mengalami kenaikan sampai 1,43% di tahun ini.

Dijelaskan Nanang lebih jauh, BI akan menjaga nilai tukar rupiah tak jatuh terlalu dalam. Namun, intervensi akan dilakukan secara terukur. "BI tetap ada di pasar secara terukur," katanya.

Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo memaparkan likuiditas dolar AS cenderung mengetat, yang kemudian mendorong kenaikan imbal hasil surat utang AS dan penguatan dolar AS sehingga menekan banyak mata uang lainnya.

"BI memandang sejumlah risiko perekonomian global tetap perlu diwaspadai, antara lain, kenaikan FFR dan imbal hasil surat utang AS, kenaikan harga minyak, ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok, serta isu geopolitik terkait pembatalan kesepakatan nuklir antara AS dan Iran," tutur Agus.




(aji) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular