
Biaya Energi Tinggi, Rugi Holcim Kuartal I-2018 Jadi Rp 332 M
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
17 May 2018 18:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan penjualan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) tidak mampu ditransmisikan ke pertumbuhan laba pada kuartal I-2018. Laba bersi perseroan tercatat masih membukukan rugi, yang nilainya bertambah menjadi Rp 332 miliar dibandingkan kuartal I tahun lalu yang tercata sebesar Rp 116 miliar.
Perseroan pada periode tersebut mencatatkan peningkatan penjualan bersih sebesar 2% di kuartal I 2018 menjadi sebesar Rp 2,20 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sekretaris Perusahaan dan Direktur Bidang Hukum PT Holcim Indonesia Tbk Farida Helianti Sastrosatomo menjelaskan, kerugian tersebut disebabkan oleh harga jual semen yang rendah, tetapi biaya energi masih tinggi.
"Selain itu, tingginya curah hujan serta jam kerja yang berkurang karena banyak hari libur juga berkontribusi pada pencapaian yang lebih rendah," terang Helianti kepada media saat dijumpai dalam paparan publik perusahaan, di Jakarta, Kamis (17/5).
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Holcim Indonesia Tbk Gary Schutz mengatakan, situasi pasar Indonesia masih terus menantang di kuartal I 2018 ini. Tetapi, agar dapat mengurangi kondisi kelebihan pasokan semen, perusahaan akan fokus pada efisiensi biaya dan langkah-langkah transformasi komersial.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, beberapa upaya efisiensi yang telah dilakukan perusahaan yakni memindahkan pusat layanan ke Filipina, efisiensi sistem, dan digitalisasi.
"Sejak dua-tiga tahun lalu kami sudah mulai memperkenalkan produk berbasis aplikasi, untuk memberikan perbedaan di pasar semen. Dengan aplikasi ini, semua lebih cepat dan mudah, baik dari segi pekerjaan maupun layanan," terang Helianti.
Ia juga menegaskan, tidak ada karyawan yang terimbas dari aksi perusahaan untuk mengoptimalkan langkah-langkah untuk efisiensi. Justru langkah tersebut malah memberi nilai tambah bagi perusahaan.
(hps) Next Article Solusi Bangun Indonesia Raup Laba Rp 499 M
Perseroan pada periode tersebut mencatatkan peningkatan penjualan bersih sebesar 2% di kuartal I 2018 menjadi sebesar Rp 2,20 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sekretaris Perusahaan dan Direktur Bidang Hukum PT Holcim Indonesia Tbk Farida Helianti Sastrosatomo menjelaskan, kerugian tersebut disebabkan oleh harga jual semen yang rendah, tetapi biaya energi masih tinggi.
"Selain itu, tingginya curah hujan serta jam kerja yang berkurang karena banyak hari libur juga berkontribusi pada pencapaian yang lebih rendah," terang Helianti kepada media saat dijumpai dalam paparan publik perusahaan, di Jakarta, Kamis (17/5).
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Holcim Indonesia Tbk Gary Schutz mengatakan, situasi pasar Indonesia masih terus menantang di kuartal I 2018 ini. Tetapi, agar dapat mengurangi kondisi kelebihan pasokan semen, perusahaan akan fokus pada efisiensi biaya dan langkah-langkah transformasi komersial.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, beberapa upaya efisiensi yang telah dilakukan perusahaan yakni memindahkan pusat layanan ke Filipina, efisiensi sistem, dan digitalisasi.
"Sejak dua-tiga tahun lalu kami sudah mulai memperkenalkan produk berbasis aplikasi, untuk memberikan perbedaan di pasar semen. Dengan aplikasi ini, semua lebih cepat dan mudah, baik dari segi pekerjaan maupun layanan," terang Helianti.
Ia juga menegaskan, tidak ada karyawan yang terimbas dari aksi perusahaan untuk mengoptimalkan langkah-langkah untuk efisiensi. Justru langkah tersebut malah memberi nilai tambah bagi perusahaan.
(hps) Next Article Solusi Bangun Indonesia Raup Laba Rp 499 M
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular