
Internasional
Konsumsi Lemah, Ekonomi Jepang Kuartal I-2018 Turun 0,2%
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 May 2018 09:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Data resmi pada hari Rabu (16/5/2018) menunjukkan ekonomi JepangĀ turun pada kuartal I-2018 akibat konsumsi yang lemah, yang merupakan penurunan pertama kalinya dalam dua tahun.
Dilansir dari AFP, kantor kabinet mengatakan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu mengalami kontraksi 0,2% quarter to quarter (qtq) di periode Januari-Maret, dibandingkan dengan pertumbuhan 0,1% pada akhir 2017.
Konsumsi swasta stagnan setelah kenaikan 0,2% pada kuartal IV-2017. Investasi perumahan swasta anjlok 2,1% setelah merosot 2,7% pada kuartal sebelumnya.
"Sudah pasti bahwa hujan salju lebat pada bulan Januari dan Februari dan kenaikan harga sayuran segar telah mengurangi pendapatan sekali pakai (disposable income) tetapi tetap saja (konsumsi pribadi/private consumption) lemah," kata kepala ekonom pasar SMBC Nikko Securities, Yoshimasa Maruyama.
Konsumen akan mengurangi konsumsinya "kecuali jika laju kenaikan upah menunjukkan akselerasi yang jelas," lanjutnya dalam komentar yang dirilis sebelum data diterbitkan.
Namun para ekonom percaya penurunan itu hanya sementara.
"Pertumbuhan PDB Q1 yang lemah adalah peristiwa yang terjadi satu kali, karena konsumsi pribadi yang lemah bertepatan dengan faktor-faktor khusus lainnya," kata Katsunori Kitakura, kepala strategi di Sumitomo Mitsui Trust Group.
"Perekonomian Jepang akan mengalami pemulihan moderat didukung oleh ekonomi global, dimana ekspor khususnya diuntungkan oleh keadaan ini, membantu PDB Jepang kembali ke tren naik mulai dari Q2 2018 sampai seterusnya," katanya di awal pekan ini.
(roy) Next Article Meriahnya Imlek & Bayang-bayang Suramnya Ekonomi China
Dilansir dari AFP, kantor kabinet mengatakan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu mengalami kontraksi 0,2% quarter to quarter (qtq) di periode Januari-Maret, dibandingkan dengan pertumbuhan 0,1% pada akhir 2017.
Konsumen akan mengurangi konsumsinya "kecuali jika laju kenaikan upah menunjukkan akselerasi yang jelas," lanjutnya dalam komentar yang dirilis sebelum data diterbitkan.
Namun para ekonom percaya penurunan itu hanya sementara.
"Pertumbuhan PDB Q1 yang lemah adalah peristiwa yang terjadi satu kali, karena konsumsi pribadi yang lemah bertepatan dengan faktor-faktor khusus lainnya," kata Katsunori Kitakura, kepala strategi di Sumitomo Mitsui Trust Group.
"Perekonomian Jepang akan mengalami pemulihan moderat didukung oleh ekonomi global, dimana ekspor khususnya diuntungkan oleh keadaan ini, membantu PDB Jepang kembali ke tren naik mulai dari Q2 2018 sampai seterusnya," katanya di awal pekan ini.
(roy) Next Article Meriahnya Imlek & Bayang-bayang Suramnya Ekonomi China
Most Popular