
Sinyal Trump untuk China Positif, Wall Street Menghijau
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
15 May 2018 05:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham AS mengakhiri perdagangan di awal pekan dengan menguat tipis. Pasar melihat sebuah optimisme menyusul pernyataan damai Presiden Donald Trump terhadap perusahaan China ZTE Corp yang sebelumnya sempat menaikkan tensi perdagangan AS-China.
Donald Trump bersumpah pada Minggu (13/5/2018) lalu untuk membantu ZTE untuk kembali lagi ke bisnisnya setelah selama sebulan Departemen Perdagangan AS menerapkan larangan penjualan ke ZTE.
Trump akan melakukan pembicaraan tingkat tinggi antara kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
"Mudah-mudahan mereka dapat mencapai beberapa kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua negara dan tetap menjaga ekonomi berjalan baik, tak memaksa perang dagang," ungkap Kepala Eksekutif di Horizon Investment Service, Chuck Carlson seperti dilansir Reuters (15/5/2018).
Dow Jones Industrial Average .DJI naik 68,24 poin atau 0,27% menjadi 24.899,41, adapun S&P 500.SPX naik 2,41 poin atau 0,09% menjadi 2.730,13 dan Nasdaq Composite .IXIC naik 8,43 poin atau 0,11% menjadi 7.411,32.
Data Thomson Reuters mencatat 91% dari perusahaan yang tercatat di S&P 500 telah melaporkan hasil pada kuartal I-2018 di mana laba meningkat 26,1%.
Sentimen positif bagi Wall Street datang dari pemberitaan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He China akan bertolak ke AS pada 15-19 Mei mendatang guna melakukan negosiasi di bidang perdagangan, seperti dikutip dari Reuters.
Liu He merupakan orang kepercayaan Presiden Xi Jinping dalam urusan ekonomi. Mengutip Bloomberg, Liu He akan ditemani beberapa pejabat penting dari Negeri Panda seperti Menteri Perdagangan Zhong Shan, pejabat kementerian keuangan, dan perwakilan dari bank sentral.
Adanya negosiasi lanjutan oleh AS dan China tentu merupakan kabar positif bagi pasar saham. Pasalnya, pertemuan pertama antar kedua negara yang digelar pada 3-4 Mei silam tak berbuah manis. Kala itu, Trump menyebut bahwa China seolah enggan melepaskan diri dari surplus perdagangan yang besar dengan Negeri Paman Sam.
Begitu cepatnya negosiasi lanjutan nampaknya didorong oleh sikap Trump yang ingin membantu melepaskan raksasa teknologi asal China yakni ZTE dari sanksi yang belum lama ini dikenakan. Sebelumnya, produsen ponsel asal China tersebut dilarang untuk membeli komponen dari perusahaan asal AS selama tujuh tahun lamanya.
Pelarangan tersebut merupakan imbas dari kegagalan ZTE dalam mematuhi kesepakatan dengan pemerintahan AS setelah terbukti bersalah tahun lalu di pengadilan federal Texas karena mengirimkan produknya secara ilegal ke Iran.
"Presiden Xi dan Saya sedang berusaha bersama untuk membuka kembali akses bisnis bagi perusahaan pembuat ponsel pintar raksasa asal China, ZTE, dengan cepat. Terlalu banyak pekerjaan yang hilang di China. Kementerian Perdagangan sudah diinstruksikan untuk menyelesaikannya!" tegas Trump melalui akun Twitter pribadinya.
Jika kesepakatan antar kedua negara bisa tercapai, maka pemulihan ekonomi dunia dimungkinkan untuk berlanjut dan satu ketidakpastian yang dihadapi pelaku pasar pun akan lenyap.
(dru) Next Article Pasar Was-Was dengan Kinerja Perusahaan, Wall Street Melemah
Donald Trump bersumpah pada Minggu (13/5/2018) lalu untuk membantu ZTE untuk kembali lagi ke bisnisnya setelah selama sebulan Departemen Perdagangan AS menerapkan larangan penjualan ke ZTE.
Trump akan melakukan pembicaraan tingkat tinggi antara kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Dow Jones Industrial Average .DJI naik 68,24 poin atau 0,27% menjadi 24.899,41, adapun S&P 500.SPX naik 2,41 poin atau 0,09% menjadi 2.730,13 dan Nasdaq Composite .IXIC naik 8,43 poin atau 0,11% menjadi 7.411,32.
Data Thomson Reuters mencatat 91% dari perusahaan yang tercatat di S&P 500 telah melaporkan hasil pada kuartal I-2018 di mana laba meningkat 26,1%.
Sentimen positif bagi Wall Street datang dari pemberitaan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He China akan bertolak ke AS pada 15-19 Mei mendatang guna melakukan negosiasi di bidang perdagangan, seperti dikutip dari Reuters.
Liu He merupakan orang kepercayaan Presiden Xi Jinping dalam urusan ekonomi. Mengutip Bloomberg, Liu He akan ditemani beberapa pejabat penting dari Negeri Panda seperti Menteri Perdagangan Zhong Shan, pejabat kementerian keuangan, dan perwakilan dari bank sentral.
Adanya negosiasi lanjutan oleh AS dan China tentu merupakan kabar positif bagi pasar saham. Pasalnya, pertemuan pertama antar kedua negara yang digelar pada 3-4 Mei silam tak berbuah manis. Kala itu, Trump menyebut bahwa China seolah enggan melepaskan diri dari surplus perdagangan yang besar dengan Negeri Paman Sam.
Begitu cepatnya negosiasi lanjutan nampaknya didorong oleh sikap Trump yang ingin membantu melepaskan raksasa teknologi asal China yakni ZTE dari sanksi yang belum lama ini dikenakan. Sebelumnya, produsen ponsel asal China tersebut dilarang untuk membeli komponen dari perusahaan asal AS selama tujuh tahun lamanya.
Pelarangan tersebut merupakan imbas dari kegagalan ZTE dalam mematuhi kesepakatan dengan pemerintahan AS setelah terbukti bersalah tahun lalu di pengadilan federal Texas karena mengirimkan produknya secara ilegal ke Iran.
"Presiden Xi dan Saya sedang berusaha bersama untuk membuka kembali akses bisnis bagi perusahaan pembuat ponsel pintar raksasa asal China, ZTE, dengan cepat. Terlalu banyak pekerjaan yang hilang di China. Kementerian Perdagangan sudah diinstruksikan untuk menyelesaikannya!" tegas Trump melalui akun Twitter pribadinya.
Jika kesepakatan antar kedua negara bisa tercapai, maka pemulihan ekonomi dunia dimungkinkan untuk berlanjut dan satu ketidakpastian yang dihadapi pelaku pasar pun akan lenyap.
(dru) Next Article Pasar Was-Was dengan Kinerja Perusahaan, Wall Street Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular