Indonesia-Australia Menuju Perdagangan Bebas Tahun Ini

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
14 May 2018 14:32
Pemerintah berharap kerja sama perdagangan bebas antara Indonesia dan Australia dapat diselesaikan tahun ini.
Foto: REUTERS/Thomas White
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berharap kerja sama perdagangan bebas antara Indonesia dan Australia dapat diselesaikan tahun ini. Untuk mempercepat tercapainya Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA), perwakilan dari Kementerian Perdagangan akan berkunjung ke Australia pekan depan.

"Minggu depan saya ke Australia, coba untuk terus closing the gap [menutup perbedaan]. Saya belum katakan besok itu adalah final round, tapi saya kira mulai begerak ke arah yang kita harapkan," kata Iman Pambagyo, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, saat ditemui seusai berbicara di rapat Indonesia-US Trade Investment Framework (TIFA) di hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (14/5/2018).

Iman menambahkan klausul perjanjian yang disepakati saat ini sudah 90%. Negosiasi masih terus dilakukan termasuk terkait akses pasar. Selain IA-CEPA, Indonesia juga saat ini sedang dalam proses mencapai kesepakatan perdagangan bebas Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA) dan Indonesia-European Free Trade Association atau EFTA (IE CEPA).

Untuk IE CEPA, Iman berkata klausul perjanjian sudah disepakati 80% dan negosiasi akses pasar masih dilakukan. Dia pun berharap kesepakatan IE CEPA bisa diraih tahun ini. Salah satu hal yang membuat perundingan berlangsung alot adalah proses negosiasi yang harus dilakukan satu per satu negara anggota EFTA, yaitu Islandia, Liechstentein, Norwegia dan Swiss.

"Ini bukan one-to-one negotiation karena Indonesia harus negosiasi untuk market access-nya. Harus negosiasi satu per satu dengan anggota EFTA, nggak bisa satu gitu [karena] mereka nggak satu paket," kata Iman.

Dia mencontohkan Swiss dengan Indonesia memiliki jadwal negosiasi tersendiri, begitu pula dengan negara lainnya. "Sehingga sebagian issue-nya mungkin management of negotiation untuk bisa menyelesaikan ini. At the end, kita sendirian [dan] mereka berempat," tegasnya.

Sementara untuk kesepakatan IE CEPA, proses perundingan masih berada di putaran keempat. Hal itu disebabkan oleh banyaknya isu-isu baru yang harus dinegosiasikan, termasuk pengadaan pemerintah (government procurement) dan kompetisi adil di badan usaha milik negara (BUMN).

"Ada isu-isu baru yang memang kita baru pertama negosiasikan dengan partners [mitra] kita. Jadi teks belum banyak selesai, tapi at least baik EU maupun kita itu sudah banyak bertukar draft teks. Tinggal sekarang bagaimana konsolidasikan teks dari dua pihak menjadi satu teks, itu akan lebih fokus," kata Iman.

(dru) Next Article Indonesia-Australia CEPA Ditargetkan Tuntas Agustus 2018

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular