
Manajemen StanChart Belum Berencana Lepas Saham Bank Permata
Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
14 May 2018 13:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) menyatakan belum ada keputusan mengenai rencana pelepasan kepemilikan saham di Bank Permata. Manajemen masih fokus dalam mengamati pasar Indonesia di sektor jasa keuangan dan arah pertumbuhan ekonomi.
Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered Bank Indonesia Rino Santodiono Donosepoetro menjelaskan, saat ini Standard Chartered (stanChart) belum mengeluarkan keputusan terkait mengenai status kepemilikan saham Bank Permata dan lebih berfokus terhadap Indonesia dan pertumbuhan ekonominnya.
"Pihak kami, belum mengeluarkan keputusan apakah kami akan menjual saham Bank Permata, karena saat ini kami sedang berfokus dalam mengamati Indonesia sebagai salah satu potential market bagi Standard Chartered serta target pertumbuhan ekonominnya di kuartal kedua", ujar Rino Santodiono Donosepoetro.
Chief Financial Officer Standard Chartered Bank Indonesia Anwar Harsono juga mengungkapkan pernyataan yang sama mengenai keputusan perusahaan untuk menjual saham Bank Permata.
"Belum ada keputusan apa-apa mengenai pelepasan kepemilikan saham Bank Permata. Saat ini, pihak kami hanya berfokus dalam mengamati pangsa pasar Indonesia dan komitmen Standard Chartered Indonesia dan memperkuat basis fundamental perusahaan", ujar Anwar Harsono.
Tahun lalu, CEO Standard Chartered Bill Winters mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan beberapa opsi untuk menjalankan operasinya di Indonesia, salah satunya adalah dengan menjual salah satu bank di negara tersebut.
Winters telah mengidentifikasi tiga opsi untuk menyelesaikan posisi bank yang tidak terdaftar di Inggris yang terdaftar di Indonesia. StanChart dapat menjual satu atau yang lain dari dua operasinya di Indonesia dan menginvestasikan hasilnya di pihak lain, atau mendapatkan kendali dari Bank Permata dan menggabungkan kedua entitas tersebut, seperti dikutip dari Financial Times
Bank Permata adalah hasil dari merger lima bank, PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Pada 2006, Standard Chartered bersama PT Astra International menginvestasikan dana sebesar US$ 200 juta untuk mengakuisisi kepemilkan saham Bank Permata sebanyak 89%.
(roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered Bank Indonesia Rino Santodiono Donosepoetro menjelaskan, saat ini Standard Chartered (stanChart) belum mengeluarkan keputusan terkait mengenai status kepemilikan saham Bank Permata dan lebih berfokus terhadap Indonesia dan pertumbuhan ekonominnya.
"Pihak kami, belum mengeluarkan keputusan apakah kami akan menjual saham Bank Permata, karena saat ini kami sedang berfokus dalam mengamati Indonesia sebagai salah satu potential market bagi Standard Chartered serta target pertumbuhan ekonominnya di kuartal kedua", ujar Rino Santodiono Donosepoetro.
Tahun lalu, CEO Standard Chartered Bill Winters mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan beberapa opsi untuk menjalankan operasinya di Indonesia, salah satunya adalah dengan menjual salah satu bank di negara tersebut.
Winters telah mengidentifikasi tiga opsi untuk menyelesaikan posisi bank yang tidak terdaftar di Inggris yang terdaftar di Indonesia. StanChart dapat menjual satu atau yang lain dari dua operasinya di Indonesia dan menginvestasikan hasilnya di pihak lain, atau mendapatkan kendali dari Bank Permata dan menggabungkan kedua entitas tersebut, seperti dikutip dari Financial Times
Bank Permata adalah hasil dari merger lima bank, PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Pada 2006, Standard Chartered bersama PT Astra International menginvestasikan dana sebesar US$ 200 juta untuk mengakuisisi kepemilkan saham Bank Permata sebanyak 89%.
(roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular