Jika Krisis Datang, Pemerintah Sudah Punya Skema Canggih

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
14 May 2018 13:10
Pemerintah menyatakan bond stabilization framework (BSF) siap untuk digunakan jika Indonesia dinyatakan terkena krisis ekonomi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyatakan bond stabilization framework (BSF) siap untuk digunakan jika Indonesia dinyatakan terkena krisis ekonomi. Skema canggih BSF ini penggunaannya tergantung dari berbagai indikator.

Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menjelaskan, BSF siap untuk diaktifkan. Namun, pemerintah perlu mengacu pada krisis manajemen protokol yang terdapat empat layer, yakni normal, siaga, waspada ataupun krisis.

"BSF itu siap diaktifkan apabila ada case unexpected," ujar dia di Ciputra Artpreneur, Senin(14/5/2018).

Adapun indikator untuk mengaktifkan BSF adalah dari pergerakan indeks, nilai tukar dan minat lelang. Dari pergerakan tersebut baru bisa ditentukan akan masuk layer manajemen krisis protokol yang mana dan apakah sudah saatnya untuk diaktifkan.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan hari ini. Berbagai sentimen domestik berkumpul dan menjadi beban berat bagi langkah rupiah.

Pada Senin (14/5/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 diperdagangkan di Rp 13.985. Rupiah melemah 0,29% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Dolar AS kembali mendekati level Rp 14.000.

Rupiah dibuka melemah tipis 0,03%. Namun seiring jalan, rupiah terus melemah dan kembali mendekat ke level Rp 14.000/US$.

(dru) Next Article Pemerintah Siap Rilis ORI 017 Pada 15 Juni 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular