
Ekonomi Global Bergejolak, Ini yang Diwaspadai Sri Mulyani
Gita Rossiana & Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 May 2018 17:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengadakan pertemuan antara pemerintah, regulator dan pelaku sektor keuangan hari ini (11/5/2018). Fokusnya kondisi pasar, rupiah dan perekonomian.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan satu bulan terakhir terjadi gejola yang cukup tinggi pada perekonomian global karena Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed) menaikkan suku bunga menuju titik keseimbangan baru.
Kondisi ini bersama dengan perang dagang AS-China dan kebijakan fiskal AS. Penurunan ekspektasi defisit, masalah di Semenanjung Korea dan perjanjian Nuklir Iran.
"Terjadi capital flow (arus modal) ke Amerika Serikat yang membentuk harga yield Bond US Treasury (surat utang AS) dan tekan berbagai surat berharga termasuk stock exchange (bursa saham). Kita melihat ini suatu situasi temporer (sementara) harus diwaspadai," ujar Sri Mulyani, di Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Sri Mulyani menambahkan ada dampak perekonomian global dan imbas ke negara berkembang termasuk Indonesia. "Indonesia dalam menghadapi kenaikan volatilitas dan dinamika yang meningkat 2018 pondasi meningkat," ujarnya.
"Hal ini terlihat dari momentum pertumbuhan pertumbuhan yang menguat baik dalam permintaan dan penawaran. Komsumsi rumah tangga naik jadi 8%, ekspor naik dan impor naik lebih cepat dari ekspor dan harus disikapi dari eksternal balance," tambah Sri Mulyani.
(roy) Next Article Sri Mulyani: Hasil Rapat KSSK, Stabilitas Keuangan Terjaga

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan satu bulan terakhir terjadi gejola yang cukup tinggi pada perekonomian global karena Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed) menaikkan suku bunga menuju titik keseimbangan baru.
Sri Mulyani menambahkan ada dampak perekonomian global dan imbas ke negara berkembang termasuk Indonesia. "Indonesia dalam menghadapi kenaikan volatilitas dan dinamika yang meningkat 2018 pondasi meningkat," ujarnya.
"Hal ini terlihat dari momentum pertumbuhan pertumbuhan yang menguat baik dalam permintaan dan penawaran. Komsumsi rumah tangga naik jadi 8%, ekspor naik dan impor naik lebih cepat dari ekspor dan harus disikapi dari eksternal balance," tambah Sri Mulyani.
(roy) Next Article Sri Mulyani: Hasil Rapat KSSK, Stabilitas Keuangan Terjaga
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular