
Analis: Kenaikan Suku Bunga Acuan Paling Ditunggu Investor
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
11 May 2018 11:19

Jakarta, CNCB Indonesia - Investor mengapresiasi wacana Bank Indonesia (BI) yang mau menaikan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate. Analis mengatakan kenaikan suku bunga acuan merupakan yang sedang ditunggu investor, sehingga ini menjadi katalis bagi investor, sehingga mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) balik ke level 6.000.
Selain itu, kinerja hijau bursa regional juga mendukung penguatan IHSG dan data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan.
"Salah satunya memang didorong oleh itu (kenaikan suku bunga BI), karena saya rasa itu faktor yang sangat penting. Banyak pihak yang mendesak hal tersebut karena pemelahan rupiah. Selain itu ya dari sentimen regional yang mendukung," ujar Muhamad Alfatih, Analis Samuel Sekuritas saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (11/5/2018).
"Kalau hari ini lebih kepada pemulihan dari sebelumnya IHSG sempat mengalami masa resistance ke level 5.700 dan mulai melewati masa resistance nya ydi level 5.900. jadi sekarang mulai menguat setelah secara jangka panjang mengalami koreksi," ujar Liza.
Untuk saat ini, saham-saham perbankan menjadi saham yang paling banyak diakumulasi investor seiring dengan rencana kenaikan suku bunga BI.
Selain itu, harga saham perbankan melaju disebabkan pasca pelemahan di titik terendah harga saham yang terjadi seiring dengan anjloknya IHSG.
"Kalau kaitannya dengan rencana kenaikan suku bunga BI yang imbasnya pada saham-saham perbankan, saat ini menjadi rekomendasi," tambah Fatih.
Namun para investor perlu berhati-hati dengan akumulasi beli pada saham perbankan tersebut. Mengingat tren pasar yang masih volatile serta isu regional kedepan yang dapat memberi pelemahan kembali pada saham-saham tersebut.
"Ya agak harus hati-hati ya karena pasar masih volatile, kalau bisa saat ini waktunya trade mode ya jadi beli cepat jual juga cepat. Rencana Donald Trump akan memindahkan kedutaan besar nya ke Jerusalem beberapa hari kedepan juga bisa memperpuruk pasar regional," tambah Liza.
(hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Most Popular