Hampir Pasti Naikkan Suku Bunga, BI Korbankan Pertumbuhan?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 May 2018 11:40

Mempertimbangkan depresiasi rupiah selama 2018, mungkin wajar bila BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan. Sejak awal tahun, rupiah sudah melemah 3,6% terhadap greenback.
Di antara mata uang Asia, rupiah menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk. Rupiah hanya lebih baik dari rupee India, yang terdepresiasi 5,2%.
Inflasi domestik memang sejauh ini masih terkendali, per akhir April tercatat 3,41% year-on-year (YoY). Masih di batas tengah kisaran target BI yaitu 2,5-4,5%.
Namun dari sisi inflasi impor, pelemahan rupiah mungkin dinilai sudah dalam taraf mengkhawatirkan. Indeks harga impor Indonesia pada Maret tercatat 143,78. Secara bulanan, terjadi kenaikan 0,42% sementara secara tahunan naik sampai 7,77%.
Dari sisi stabilitas sistem keuangan, pelemahan rupiah juga menyebabkan pasar bergerak volatil. Saat rupiah melemah, investor (terutama asing) enggan memegang aset berbasis mata uang ini karena nilanya turun.
Akibatnya, nilai jual bersih di pasar saham sejak awal tahun sudah mencapai Rp 37,18 triliun. Baru berjalan lima bulan, nilai jual bersih sudah hampir menyamai catatan sepanjang 2017 yang sebesar Rp 39,9 triliun.
Salah satu faktor yang menyebabkan keenganan investor asing masuk ke Indonesia adalah selisih suku bunga. Saat suku bunga global dalam tren naik, Indonesia sampai saat ini masih bertahan. Hasilnya adalah selisih (spread) suku bunga yang semakin mengecil, negara lain jadi semakin menarik.
Dari sisi ini, kenaikan suku bunga juga mendapat justifikasi. Depresiasi kurs sudah membuat rupiah tertekan dan menciptakan instabilitas di pasar keuangan. Obatnya adalah kenaikan suku bunga acuan.
(aji/wed)
Di antara mata uang Asia, rupiah menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk. Rupiah hanya lebih baik dari rupee India, yang terdepresiasi 5,2%.
![]() |
Inflasi domestik memang sejauh ini masih terkendali, per akhir April tercatat 3,41% year-on-year (YoY). Masih di batas tengah kisaran target BI yaitu 2,5-4,5%.
![]() |
Dari sisi stabilitas sistem keuangan, pelemahan rupiah juga menyebabkan pasar bergerak volatil. Saat rupiah melemah, investor (terutama asing) enggan memegang aset berbasis mata uang ini karena nilanya turun.
Akibatnya, nilai jual bersih di pasar saham sejak awal tahun sudah mencapai Rp 37,18 triliun. Baru berjalan lima bulan, nilai jual bersih sudah hampir menyamai catatan sepanjang 2017 yang sebesar Rp 39,9 triliun.
Salah satu faktor yang menyebabkan keenganan investor asing masuk ke Indonesia adalah selisih suku bunga. Saat suku bunga global dalam tren naik, Indonesia sampai saat ini masih bertahan. Hasilnya adalah selisih (spread) suku bunga yang semakin mengecil, negara lain jadi semakin menarik.
Dari sisi ini, kenaikan suku bunga juga mendapat justifikasi. Depresiasi kurs sudah membuat rupiah tertekan dan menciptakan instabilitas di pasar keuangan. Obatnya adalah kenaikan suku bunga acuan.
(aji/wed)
Next Page
Konsumsi Jadi Korban
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular