
Lelang Surat Utang Sepi Peminat, Sri Mulyani Tempuh Cara Ini
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 May 2018 06:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku tak terlalu mengkhawatirkan sepinya minat investor terhadap surat utang negara (SUN) dalam beberapa kali kesempatan lelang. Pemerintah sudah memiliki opsi untuk memenuhi pembiayaan untuk menutup defisit pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal tersebut dikemukakan Sri Mulyani usai prosesi pelantikan pejabat Eselon III di Kementerian Keuangan di Aula Dhanapala, Jakarta, Rabu (9/5/2018) malam. Sri Mulyani menjelasakna pembiayaan untuk menambal kas keuangan negara masih bisa dilakukan dengan cara lain.
"Umpamanya seperti sekarang, kita sudah mendapatkan secure pembiayaan program yang berasal dari institusi multilateral. Kami juga memiliki private placement sebagai salah satu alternatif apabila market dalam situasi yang tidak rasional," kata Sri Mulyani.
Dalam lelang lima seri obligasi negara yang digelar awal bulan ini, total penawaran yang masuk terbilang minim yaitu hanya Rp 7,19 triliun. Dari total tersebut, pemerintah memutuskan untuk tidak menyerap satu rupiah pun dari penawaran yang masuk.
Sri Mulyani mengatakan, keputusan tersebut dikarenakan kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada kuartal I-2018 dinilai cukup. Apalagi, sebelum tahun fiskal 2018 berjalan pemerintah sudah melakukan front loading.
"Bahkan untuk 2018, pendanaan yang cukup signifikan kami ambil dari global bond yang kami terbitkan sebelum tahun 2018, sekitar November lalu," katanya.
Meski demikian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan akan memantau perkembangan pasar keuangan global yang saat ini cenderung volatile. Terlebih, gejala risk appetite yang terjadi saat ini membuat investor menghindari aset di negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.
"Signal yang kami berikan, adalah pemerintah akan terus mencoba memahami appetite yang disampaikan oleh para investor dan calon pembeli bonds. [...] Poin saya, pemerintah akan melihat tingkat laku investor," katanya.
"Kami yakinkan [kepada investor], bahwa Indonesia dalam situasi ekonomi stabil dan prospek yang baik dan kita bisa bentuk harapan atau ekspektasi mengenai harga dan yield yang disebut accepted," jelasnya.
(hps) Next Article Awal 2019, Sri Mulyani Cari Utangan Hingga Rp 30 T
Hal tersebut dikemukakan Sri Mulyani usai prosesi pelantikan pejabat Eselon III di Kementerian Keuangan di Aula Dhanapala, Jakarta, Rabu (9/5/2018) malam. Sri Mulyani menjelasakna pembiayaan untuk menambal kas keuangan negara masih bisa dilakukan dengan cara lain.
"Umpamanya seperti sekarang, kita sudah mendapatkan secure pembiayaan program yang berasal dari institusi multilateral. Kami juga memiliki private placement sebagai salah satu alternatif apabila market dalam situasi yang tidak rasional," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan, keputusan tersebut dikarenakan kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada kuartal I-2018 dinilai cukup. Apalagi, sebelum tahun fiskal 2018 berjalan pemerintah sudah melakukan front loading.
"Bahkan untuk 2018, pendanaan yang cukup signifikan kami ambil dari global bond yang kami terbitkan sebelum tahun 2018, sekitar November lalu," katanya.
Meski demikian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan akan memantau perkembangan pasar keuangan global yang saat ini cenderung volatile. Terlebih, gejala risk appetite yang terjadi saat ini membuat investor menghindari aset di negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.
"Signal yang kami berikan, adalah pemerintah akan terus mencoba memahami appetite yang disampaikan oleh para investor dan calon pembeli bonds. [...] Poin saya, pemerintah akan melihat tingkat laku investor," katanya.
"Kami yakinkan [kepada investor], bahwa Indonesia dalam situasi ekonomi stabil dan prospek yang baik dan kita bisa bentuk harapan atau ekspektasi mengenai harga dan yield yang disebut accepted," jelasnya.
(hps) Next Article Awal 2019, Sri Mulyani Cari Utangan Hingga Rp 30 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular