Artajasa Batalkan IPO, Indosat Kaji Opsi Private Placement

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
09 May 2018 20:58
BI masih memberikan tenggat waktu pada Indosat untuk memutuskan cara lain mendapatkan dana segar bagai Artajasa.
Foto: detik.com/Ari Saputra
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Artajasa Pembayaran Elektronis resmi membatalkan rencana penawaran saham ke publik melalui initial public offering (IPO), sebagai gantinya, PT Indosat Tbk (ISAT) sebagai induk usaha akan mencarikan cara untuk melepas 20% saham Artajasa.

Indosat harus melepas 20% saham Artajasa karena kebijakan gerbang pembayaran nasional (GPN) dimana induk usaha harus menyuntikkan sejumlah dana dan kepemilikan investor asing di perusahaan switching dibatasi.

Joy Wahjudi, Direktur Utama Indosat mengatakan, hingga saat ini ISAT masih diberikan tenggat waktu oleh Bank Indonesia (BI) untuk memutuskan cara lain untuk mendapatkan dana segar salah satunya melalui mekanisme private placement.

"Artajasa memang di cancel IPO nya, jadi kami sedang evaluasi cara lainnya salah satunya mungkin lewat private placement. Jadi sekarang dikasih waktu sama BI untuk bagaimana mendapatkan 20% saham yang akan dilepas tersebut," ujar Joy Wahjudi Direktur Utama ISAT di Menara Indosat, Rabu (9/5/2018).

Terkait private placement , pihaknya masih belum memutuskan kepastian sebagai mekanisme di luar IPO. Mengingat banyak alternatif-alternatif pencarian dana yang masih bisa dilakukan diluar aksi tersebut.

"Sebenarnya BI itu menyerahkan terserah kami mau IPO dan private placement namun lebih gampang private placement dengan lokal selama memenuhi syarat yang kami tentukan. Intinya sekarang waktunya evaluasi untuk membuat perusahaan likuid dan mengembangkan bisnis Artajasa kedepannya," tambah Joy.

Sebelumnya, PT Artajasa Pembayaran Elektronis memutuskan untuk menghentikan proses IPO pada 13 Maret 2018 lalu. Artajasa menargetkan untuk memperoleh dana dikisaran Rp 371,87 miliar-Rp 546,88 miliar dengan harga penawaran Rp 850-Rp 1.250 per saham.

Sekitar 60% dana hasil penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) untuk membeli peralatan dan perlengkapan informasi. Sedangkan sisanya untuk modal kerja perusahaan.
(roy) Next Article Uji Prospek Saham Baru Anggota LQ45 & IDX30

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular